Palembang, Nusaly.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 semakin memanas, terutama terkait arah dukungan Partai Demokrat. Mawardi Yahya, mantan Wakil Gubernur Sumsel, belum mau terbuka soal perpisahannya dengan Harnojoyo dan masih menanti dukungan resmi dari partai berlambang mercy tersebut.
Mawardi Yahya Berharap pada Harnojoyo
Mawardi Yahya, yang merupakan Anggota Dewan Pembina DPP Gerindra, masih memberikan kesempatan kepada Harnojoyo untuk mendapatkan dukungan dan diusung secara resmi oleh Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Bahkan, Mawardi membuka peluang bagi Harnojoyo untuk mengajak partai lain bergabung dalam mendukung pasangan yang dikenal dengan akronim “Mahar” ini.
“Sebenarnya tidak bubar. Kita lihat saja nanti dan kita serahkan kepada Harnojoyo. Beliau boleh membawa partai lain, itu kalau bisa. Namun, jika tidak bisa ya mau tidak mau, kita cari yang lain,” ungkap Mawardi saat dikonfirmasi pada Jumat, 10 Mei 2024.
Tim Pemenangan Mahar Menunggu Kepastian
Tim Pemenangan Mahar, yang diwakili oleh Edward Jaya, juga masih menunggu usulan resmi dari Partai Demokrat. Klaim dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat kepada Cik Ujang, yang disampaikan saat pengembalian formulir pendaftaran di DPW NasDem Sumsel pada Selasa, 7 Mei 2024, dianggap sebagai klaim sepihak.
Edward menegaskan bahwa belum ada surat resmi yang menunjukkan dukungan DPP Demokrat kepada Cik Ujang. Oleh karena itu, Tim Pemenangan Mahar tetap optimis dan fokus menunggu surat resmi dari DPP Demokrat.
Analisis Pengamat Politik
Ade Indra Chaniago, pengamat politik Sumsel, berpendapat bahwa klaim dukungan Cik Ujang harus dibuktikan dengan surat resmi dari DPP Demokrat. Jika tidak ada, maka klaim tersebut belum bisa dianggap resmi.
“Surat resmi itu belum ada, bisa saja itu klaim sepihak. Risikonya terlalu mahal kalau berani mengklaim statement ketua umum,” ujarnya.
Ade juga menilai bahwa posisi Cik Ujang sebagai Ketua DPD Demokrat Sumsel memberikan keuntungan tersendiri dalam mendapatkan dukungan partai. Namun, ia juga mengingatkan bahwa dinamika politik masih bisa berubah hingga menit terakhir.
Pandangan Pemerhati Politik
Bagindo Togar, pemerhati politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), mengungkapkan bahwa sulit menafsirkan jika Cik Ujang belum mendapat restu DPP Demokrat, mengingat posisinya sebagai Ketua DPD Demokrat.
“Memang secara resminya belum ada surat itu, tapi itu sudah bisa dibaca karena memang Cik Ujang sebagai Ketua DPD Demokrat. Jadi aneh kalau tidak dapat restu dari DPP. Finalnya nanti, bisa saja saat last minute. Tergantung dinamika politik, masih bisa berubah atau tidak,” tukasnya.
Pilkada Sumsel 2024 masih menyisakan misteri terkait arah dukungan Partai Demokrat. Mawardi Yahya dan Tim Pemenangan Mahar masih menanti kepastian resmi dari partai tersebut. Sementara itu, klaim dukungan Cik Ujang masih perlu dibuktikan dengan surat resmi dari DPP Demokrat.
Dinamika politik yang terus berkembang membuat Pilkada Sumsel semakin menarik untuk diikuti. Siapa yang akan mendapatkan dukungan resmi dari Partai Demokrat dan bagaimana dampaknya terhadap peta persaingan di Pilkada Sumsel 2024? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. ***