Palembang, Nusaly.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) semakin meluas. Setelah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim, kini api juga menjalar ke Musi Banyuasin (Muba). Upaya pemadaman terus dimaksimalkan, termasuk dengan melakukan 326 kali water bombing menggunakan enam helikopter.
“Karhutla di OKI meluas hingga kelima wilayah. Pemadaman melalui jalur udara dilakukan di Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Pampangan, Jejawi, dan Mesuji Raya. Ada 228 kali water bombing dilakukan di wilayah terbakar,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Sudirman, Minggu (20/10/2024).
Pemadaman Udara di OKI
Di Kabupaten OKI, pemadaman udara dilakukan di lima kecamatan, dengan rincian sebagai berikut:
- Pangkalan Lampam: Dua helikopter melakukan 68 kali water bombing.
- Tulung Selapan: Satu helikopter melakukan 18 kali water bombing.
- Pampangan: Satu helikopter melakukan 50 kali water bombing.
- Jejawi: Satu helikopter melakukan 21 kali water bombing.
- Mesuji Raya: Satu helikopter melakukan 71 kali water bombing.
“Dari lima wilayah yang di-water bombing, hanya di Jejawi yang berhasil dipadamkan. Empat wilayah lain masih berasap,” ungkap Sudirman.
Karhutla Meluas ke Muba
Karhutla juga terjadi di Kabupaten Muba, tepatnya di Kecamatan Lais. Lokasi ini merupakan wilayah baru yang terbakar berdasarkan hasil pemantauan patroli udara.
“Di Lais dilakukan pemadaman dengan 48 kali water bombing,” tambah Sudirman.
Pemadaman Lanjutan di Muara Enim
Sementara itu, di Kabupaten Muara Enim, pemadaman lanjutan dilakukan di wilayah Gelumbang dengan 50 kali water bombing.
“Kondisi di Muara Enim dan Muba masih berasap. Pemadaman lanjutan akan dilakukan hari ini,” kata Sudirman.
Peningkatan Intensitas Pemadaman
Secara keseluruhan, enam helikopter telah dikerahkan untuk melakukan 326 kali water bombing. Jumlah ini meningkat dibandingkan pemadaman hari-hari sebelumnya yang hanya berkisar 200-an kali.
“Iya, ada peningkatan jumlah water bombing di wilayah karhutla. Patroli udara masih akan memantau wilayah Sumsel yang terbakar untuk kemudian dikoordinasikan dengan helikopter water bombing pada hari ini,” pungkas Sudirman.
Dampak Karhutla dan Upaya Penanganan
Karhutla yang semakin meluas ini menimbulkan berbagai dampak negatif, di antaranya:
- Kabut asap: Kabut asap dapat mengganggu kesehatan masyarakat, khususnya sistem pernapasan. Kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap.
- Gangguan transportasi: Kabut asap dapat mengurangi jarak pandang, sehingga membahayakan transportasi darat, laut, dan udara.
- Kerugian ekonomi: Karhutla dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Kerugian ini dapat berupa kerusakan lahan, gangguan usaha, dan biaya penanganan karhutla.
- Kerusakan lingkungan: Karhutla dapat merusak ekosistem hutan, mengurangi keanekaragaman hayati, dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Untuk mengatasi karhutla, diperlukan upaya penanganan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Pencegahan: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla dan cara-cara mencegahnya. Selain itu, perlu adanya penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan.
- Pemadaman: Melakukan pemadaman darat dan udara secara cepat dan efektif untuk mencegah kebakaran meluas.
- Pemulihan: Melakukan rehabilitasi lahan pasca-karhutla untuk memulihkan fungsi ekosistem hutan.
Karhutla di Sumatera Selatan semakin meluas dan menimbulkan berbagai dampak negatif. Upaya pemadaman terus dimaksimalkan dengan melibatkan enam helikopter untuk melakukan water bombing.
Penanganan karhutla memerlukan kerja sama dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.