Palembang, NUSALY.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mencatat angka kemiskinan ekstrem yang cukup tinggi di kota tersebut. Terdapat 10.000 Kepala Keluarga (KK) yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dengan rata-rata pendapatan harian hanya Rp10.000. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota dan mendorong berbagai upaya penanganan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Aprizal Hasyim, mengatakan bahwa status kemiskinan ekstrem di Palembang ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama yang harus segera diatasi.
“Masyarakat Palembang yang tergolong miskin ekstrem harus kita tangani secara maksimal. Ini merupakan PR bersama kita,” katanya kepada wartawan, Jumat (25/10/2024).
Data Kemiskinan Ekstrem di Palembang
Aprizal menjelaskan bahwa berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Palembang pada September 2024, jumlah warga miskin ekstrem di Palembang berjumlah 10.644 KK.
“Mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah berasal dari kawasan Ulu, terutama di Kertapati, kemudian sekitar Gandus. Lokasi dengan jumlah keluarga miskin paling sedikit berada di Kecamatan Ilir Timur (IT) II, dengan persentase 10 persen dari jumlah KK keseluruhan yang tercatat di Dinsos. Persentasenya rendah (warga miskin di IT II), tercatat sekitar 900-an KK,” ungkapnya.
Upaya Penanganan Kemiskinan Ekstrem
Aprizal mengatakan bahwa Pemkot Palembang akan menindaklanjuti kondisi ini dengan mulai menjalin kerja sama dengan lurah, camat, Rukun Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW) dalam pendataan dan deteksi penerimaan bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
“Kita harus kerja sama untuk menurunkan angka kemiskinan ini, mulai dari RT, lurah, camat, harus bergerak menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Aprizal berharap angka kemiskinan dapat segera turun dengan kerja keras dari seluruh perangkat pemerintahan kota.
“Kita harapkan angka kemiskinan ini turun dengan kerja keras seluruh perangkat pemerintahan Kota Palembang,” tutupnya.
Program Pengentasan Kemiskinan di Palembang
Pemkot Palembang telah melaksanakan berbagai program untuk mengatasi kemiskinan, baik program pemberdayaan masyarakat maupun penciptaan lapangan kerja. Beberapa program tersebut antara lain:
- Program Keluarga Harapan (PKH): Program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada keluarga miskin dan rentan.
- Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT): Program pemberian bantuan pangan kepada keluarga miskin dan rentan melalui mekanisme elektronik.
- Pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan: Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat agar dapat memperoleh pekerjaan atau membuka usaha sendiri.
- Pemberian modal usaha: Program pemberian modal usaha kepada masyarakat miskin yang ingin membuka usaha.
- Pengembangan infrastruktur dan fasilitas umum: Pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum yang dapat meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan publik dan peluang ekonomi.
Tantangan dalam Penanganan Kemiskinan
Penanganan kemiskinan di Palembang masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, di antaranya:
- Tingkat pendidikan yang rendah.
- Keterbatasan keterampilan kerja.
- Kurangnya lapangan pekerjaan.
- Akses yang terbatas terhadap modal dan teknologi.
- Kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Peran Masyarakat dalam Pengentasan Kemiskinan
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mengikuti program-program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan dan pelatihan, serta menciptakan peluang usaha secara mandiri.
Kemiskinan ekstrem merupakan masalah serius yang harus ditangani secara komprehensif dan berkelanjutan. Diperlukan kerjasama dan sinergi dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mengatasi kemiskinan dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera. (desta)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.