Scroll untuk baca artikel
banner Pemkab OKI
Example floating
Example floating
Pemprov Sumsel 728x250

Pemkab Muba 1000x250

PT Sampoerna Agro Tbk
Sumatera Selatan

Pemprov Sumsel Galakkan Kembali Gerakan Mandiri Pangan, Sasar Perkantoran Hingga Sekolah untuk Perluas Cakupan

×

Pemprov Sumsel Galakkan Kembali Gerakan Mandiri Pangan, Sasar Perkantoran Hingga Sekolah untuk Perluas Cakupan

Share this article

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru Dilakukan Pemetaan untuk Capai Target 100 Persen Implementasi di Desa/Kelurahan pada 2025, Dinas Terkait Ajak Masyarakat Manfaatkan Lahan Pekarangan dan Klaim Berhasil Tekan Inflasi dan Kemiskinan.

Pemprov Sumsel Galakkan Kembali Gerakan Mandiri Pangan, Sasar Perkantoran Hingga Sekolah untuk Perluas Cakupan
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, Edward Candra. Foto: Dok. Humas Pemprov Sumsel.

Palembang, NUSALYPemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam memperkuat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan masyarakat luas. Salah satu program unggulan yang kembali digalakkan dan direncanakan perluasan cakupannya adalah Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Program yang merupakan inisiasi dari Gubernur Sumsel Herman Deru ini bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi keluarga serta daerah.

sidomuncul

GSMP pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 sebagai respons terhadap tantangan ketahanan pangan, terutama di masa pandemi dan fluktuasi harga komoditas pangan.

Program ini mendorong masyarakat, khususnya di tingkat rumah tangga, untuk memanfaatkan lahan yang tersedia di sekitar tempat tinggal untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan atau memelihara hewan ternak skala kecil.

Dengan demikian, kebutuhan pangan keluarga dapat sebagian atau seluruhnya dipenuhi dari hasil produksi sendiri.

Dalam upaya mengintensifkan kembali program ini dan memperluas dampaknya, pemerintah provinsi melalui dinas terkait sedang melakukan tahapan penting, yaitu pendataan dan pemetaan.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, Edward Candra, yang menjelaskan langkah-langkah yang tengah diambil untuk optimalisasi GSMP.

Perluas Cakupan dan Lakukan Pemetaan Implementasi

Sekda Sumsel Edward Candra menyatakan bahwa saat ini dinas-dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel sedang melakukan pendataan dan pemetaan yang komprehensif terkait pelaksanaan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan.

Pendataan ini penting untuk mengetahui sejauh mana program GSMP telah diimplementasikan di berbagai wilayah dan segmen masyarakat. “Kita perlu pemetaan,” ujar Edward Candra, menjelaskan kebutuhan akan data akurat, saat dimintai keterangan pada Kamis, 24 April 2025.

Pendataan dan pemetaan ini mencakup evaluasi capaian program hingga tahun 2024. Sekda ingin mengetahui secara pasti sudah berapa desa dan kelurahan yang dibantu dalam implementasi GSMP, serta berapa banyak yang telah benar-benar mengimplementasikan program ini di tingkat masyarakat. Informasi kuantitatif ini menjadi dasar penting untuk evaluasi efektivitas program yang telah berjalan sejak 2021.

Berdasarkan data dan pemetaan yang diperoleh, pemerintah provinsi akan dapat menentukan target yang realistis dan terukur untuk pengembangan GSMP ke depan. Edward Candra memberikan gambaran target yang ambisius untuk tahun 2025.

“Dari data ini kita bisa menentukan target. Kalau tahun 2024 (implementasinya di desa/kelurahan) sudah 90%, tahun 2025 ini targetnya 100%,” ujarnya, menunjukkan harapan agar GSMP dapat diimplementasikan secara merata di seluruh desa dan kelurahan di Sumatera Selatan pada tahun ini.

Target 100 persen implementasi di tingkat desa dan kelurahan ini menandakan keinginan kuat pemerintah provinsi agar program kemandirian pangan ini dapat menjangkau seluruh wilayah administratif di Sumsel.

Menurut Sekda, pendataan dan pemetaan yang akurat ini sangat penting agar program GSMP bisa terealisasikan dan berjalan dengan optimal di lapangan.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan program berskala besar seperti GSMP memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan unit-unit pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, tetapi juga mengajak partisipasi aktif dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sektor swasta, organisasi kepemudaan, organisasi kewanitaan, dan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya.

Keterlibatan berbagai elemen ini diharapkan dapat memperluas jangkauan program, menyediakan sumber daya tambahan, dan meningkatkan efektivitas sosialisasi serta pendampingan kepada masyarakat.

Dari Rumah Tangga Miskin Hingga Segmen Baru

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi, memberikan gambaran mengenai jumlah partisipan yang telah bergabung dalam program GSMP.

Menurut data yang tercatat, saat ini sudah ada sekitar 26 ribu rumah tangga (RT) yang secara resmi tergabung dalam Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Angka ini menunjukkan basis partisipan yang cukup besar di tingkat rumah tangga.

Namun, Ruzuan Effendi memperkirakan bahwa angka riil jumlah rumah tangga yang mengimplementasikan prinsip-prinsip kemandirian pangan kemungkinan bisa lebih banyak dari angka 26 ribu yang terdata secara resmi.

Hal ini disebabkan tidak semua partisipan tercatat dalam pendataan formal, terutama mereka yang mengimplementasikan program ini secara mandiri atau di lingkungan non-formal seperti di perusahaan, perkantoran, ataupun dinas-dinas di mana pegawainya juga mungkin melakukan budidaya di lingkungan kerja atau rumah masing-masing.

Perkiraan ini menunjukkan bahwa dampak GSMP mungkin sudah lebih luas dari angka formal yang tercatat.

Ruzuan Effendi menjelaskan bahwa pada awal peluncurannya di tahun 2021, sasaran utama program GSMP adalah kelompok rumah tangga miskin.

Program ini dirancang untuk membantu mereka mengurangi beban pengeluaran pangan dan meningkatkan akses terhadap sumber pangan bergizi.

Ia mengklaim bahwa sasaran awal pada kelompok rumah tangga miskin ini diklaim sudah tuntas, yang berarti program ini dianggap berhasil menjangkau dan memberikan dampak positif pada kelompok tersebut sesuai target awal.

Setelah sasaran awal tuntas, pengembangan program GSMP kemudian dilakukan ke segmen lain yang lebih luas.

Untuk tahun ini, program GSMP direncanakan akan menyasar berbagai segmen baru di masyarakat. Segmen-segmen yang menjadi target perluasan GSMP pada tahun ini meliputi sekolah-sekolah, perkantoran, panti sosial, dan wilayah RT secara umum (tidak terbatas pada RT miskin).

Perluasan ke segmen sekolah bertujuan untuk edukasi dan penanaman kesadaran sejak dini. Segmen perkantoran dan dinas pemerintah bisa menjadi contoh dan mendorong partisipasi pegawai. Panti sosial penting untuk ketahanan pangan warga panti.

Sementara menyasar wilayah RT secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan di seluruh lapisan masyarakat.

Khusus untuk sasaran di wilayah RT, Ruzuan Effendi menyebutkan target kuantitatif yang spesifik. Program ini akan menyasar sebanyak 1.020 RT di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Pelaksanaan program di 1.020 RT ini akan dilakukan secara bertahap, menunjukkan adanya skala prioritas atau pembagian pelaksanaan di lapangan.

Ajak Masyarakat Manfaatkan Lahan Pekarangan

Dalam upaya menggalakkan kembali GSMP, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi, juga secara khusus menyampaikan ajakan kepada masyarakat, terutama kepada ibu-ibu rumah tangga.

Beliau mengajak ibu-ibu rumah tangga yang mungkin selama ini memiliki kebiasaan atau hobi menanam tanaman hias di pekarangan rumah, untuk beralih atau menambah budidaya tanaman pangan.

Tanaman pangan yang disarankan untuk dibudidayakan di pekarangan rumah mencakup berbagai jenis sayuran dan bumbu dapur yang umum dikonsumsi sehari-hari, seperti cabai, bawang, terong, ataupun sayuran lainnya.

Ruzuan Effendi menekankan bahwa budidaya tanaman pangan ini tidak memerlukan lahan yang luas. Cukup dengan lahan seadanya di sekitar pekarangan rumah atau bahkan menggunakan pot dan vertikultur, masyarakat sudah bisa menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan sendiri.

Ajakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbatas di lingkungan rumah tangga untuk tujuan produktif yang mendukung ketahanan pangan keluarga.

Kontribusi GSMP bagi Kesejahteraan dan Pengendalian Inflasi

Berdasarkan evaluasi dan observasi terhadap pelaksanaan program yang telah berjalan sejak 2021, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi, mengklaim bahwa Gerakan Sumsel Mandiri Pangan bisa dikatakan telah berhasil memberikan kontribusi positif di beberapa aspek.

Ia menyebutkan bahwa klaim keberhasilan ini didasarkan pada dampak yang dirasakan, di antaranya adalah kemampuan program dalam menurunkan angka kemiskinan, terutama di tingkat rumah tangga yang menjadi sasaran awal. Kemandirian pangan membantu keluarga miskin menghemat pengeluaran pangan.

Selain itu, GSMP juga diklaim berkontribusi dalam pengendalian inflasi. Dengan semakin banyak rumah tangga yang memproduksi sendiri sebagian kebutuhan pangan mereka, permintaan terhadap komoditas tertentu di pasar dapat sedikit berkurang, yang secara kolektif dapat membantu meredam laju inflasi, terutama untuk komoditas seperti cabai atau bawang yang harganya sering bergejolak.

Klaim keberhasilan lainnya adalah kemampuan program ini dalam menekan pengeluaran rumah tangga untuk belanja kebutuhan pangan. Dengan menanam sendiri sayuran atau memelihara ternak kecil, keluarga dapat mengurangi alokasi anggaran untuk membeli bahan pangan di pasar, sehingga sisa dana bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain atau ditabung.

“GSMP bisa dikatakan berhasil, di antaranya menurunkan angka kemiskinan, pengendalian inflasi, menekan pengeluaran rumah tangga dan sebagainya,” tukas Ruzuan Effendi, merangkum klaim dampak positif program ini.

Dengan adanya upaya penggalakan kembali, pendataan, pemetaan, dan perluasan cakupan GSMP ke berbagai segmen baru, Pemerintah Provinsi Sumsel berharap program ini dapat semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Kolaborasi berbagai pihak dan partisipasi aktif masyarakat, termasuk pemanfaatan lahan pekarangan, menjadi kunci utama untuk mewujudkan kemandirian pangan yang lebih kuat di Sumatera Selatan, berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi regional. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.