Sumatera Selatan

Sumatera Selatan Optimistis Capai Swasembada Pangan, Pj Gubernur Elen Setiadi Galang Kekuatan Pusat dan Daerah

Sumatera Selatan Optimistis Capai Swasembada Pangan, Pj Gubernur Elen Setiadi Galang Kekuatan Pusat dan Daerah
Sumatera Selatan Optimistis Capai Swasembada Pangan, Pj Gubernur Elen Setiadi Galang Kekuatan Pusat dan Daerah. Foto: dok. Humas Pemprov Sumsel

PALEMBANG, NUSALY.com – Ambisi Sumatera Selatan untuk menjadi lumbung pangan nasional kian nyata. Di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, provinsi ini kian gencar memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat guna merealisasikan target swasembada pangan. Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan yang digelar di Griya Agung, Palembang, Senin (13/1/2025), Elen Setiadi memaparkan berbagai langkah strategis yang telah dan akan dilakukan untuk menggenjot produksi pangan, sekaligus menjawab arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.

Rakor tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Dr (H.C) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., yang menegaskan dukungan penuh pemerintah pusat terhadap upaya Sumsel dalam mewujudkan ketahanan pangan. Kehadiran Zulkifli Hasan menjadi sinyal kuat bahwa Sumatera Selatan dipandang sebagai salah satu daerah kunci dalam menyokong program swasembada pangan nasional.

Surplus Beras dan Komoditas Lain: Bukti Nyata Potensi Sumsel

Elen Setiadi dengan bangga memaparkan data yang menunjukkan potensi besar Sumatera Selatan di bidang pangan. “Produksi beras Sumatera Selatan tahun 2024 sebanyak 1.635.610 ton dan konsumsi sebanyak 846.060 ton sehingga surplus sejumlah 789.550 ton,” ungkapnya. Angka surplus yang fantastis ini, menurut Elen, merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir. Bukan hanya beras, Sumsel juga mencatatkan surplus untuk komoditas ikan, baik budidaya maupun tangkap, dengan surplus 115.688,3 ton dari produksi 488.805 ton dan konsumsi 373.116,7 ton. Telur ayam ras pun demikian, dengan surplus 76.643.258 kilogram dari produksi 145.359.158 kilogram dan konsumsi 68.715.900 kilogram.  

“Kelebihan beras, daging dan telur ayam ras di kirim keluar Provinsi Sumatera Selatan antara lain ke Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bangka Belitung,” jelas Elen, menegaskan peran Sumsel sebagai penyumbang pangan bagi daerah lain. Namun, untuk komoditas yang masih defisit, Sumsel menjalin Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Langkah-langkah strategis ini menunjukkan kesiapan Sumsel untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan.

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terkendali: Modal Kuat Menuju Swasembada

Kinerja positif Sumsel tidak hanya terbatas pada sektor pangan. Elen Setiadi juga memaparkan data pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan. “Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,9% yang merupakan terbesar ke 2 di Pulau Sumatera,” ujarnya. Lebih lanjut, laju inflasi juga berhasil ditekan dan berada di angka 1,87% (yoy) pada bulan Juli 2024. “Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban memenuhi pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan,” tegas Elen, menghubungkan capaian ekonomi dengan pentingnya ketahanan pangan.  

Meskipun demikian, Elen mengakui bahwa angka kemiskinan di Sumsel masih 2% di atas rata-rata nasional, yaitu 10,97%. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang harus segera diatasi, dan ketahanan pangan menjadi salah satu kunci utama untuk menekan angka kemiskinan tersebut.

Dukungan Pusat Mengalir: Zulkifli Hasan Serukan Optimalisasi Lahan dan Perbaikan Irigasi

Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, yang hadir langsung di rakor tersebut, memberikan dukungan penuh kepada Sumatera Selatan untuk mewujudkan swasembada pangan. “Jadi Pak Gubernur, kita harus dukung program ini dengan berbagai cara bekerjasama dan kolaborasi. Kita harus mensukseskan apa yang menjadi tujuan ini dengan melibatkan semua pihak di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,” ujar Zulkifli Hasan, menegaskan pentingnya sinergi antar level pemerintahan.

Zulkifli Hasan juga mengingatkan kembali arahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia dapat sesegera mungkin mencapai swasembada pangan. Untuk itu, ia memaparkan dua strategi utama, yaitu optimalisasi lahan sawah yang sudah ada dan pembukaan lahan-lahan baru. “Terdapat dua cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain yaitu mengoptimalisasi lahan sawah yang sudah ada dengan cara memperhatikan irigasinya, pupuk, penyuluh, dan lainnya. Kemudian dengan cara membuka lahan-lahan baru di berbagai daerah,” jelasnya.

Fokus pada Irigasi: Kunci Peningkatan Produktivitas Pertanian

Zulkifli Hasan memberikan perhatian khusus pada masalah irigasi yang masih menjadi kendala di banyak daerah, termasuk di Sumatera Selatan. “Dia melihat Provinsi Sumsel termasuk yang luas hampir 500 ribu hektar. Apalagi Sumsel sebagai daerah lumbung pangan dan menjadi andalan. Menko menyebutkan masalah irigasi memang menjadi persoalan untuk panen ada yang 1 kali tanam dan 2 kali tanam, makanya ada beberapa irigasi yang harus dibangun dan diperbaiki,” paparnya.

Ia menegaskan bahwa penanganan irigasi harus dilakukan secara lintas sektoral dan lintas wilayah. “Irigasi ini ada yang kewenangan kabupaten, provinsi dan pusat,” imbuhnya, menekankan pentingnya koordinasi yang baik antar tingkatan pemerintahan. Dengan irigasi yang baik, diharapkan produktivitas pertanian di Sumsel dapat meningkat secara signifikan, tidak hanya untuk padi, tetapi juga untuk komoditas pangan lainnya.

Target Ambisius: Tidak Ada Lagi Impor Beras, Jagung, Garam, dan Gula

Zulkifli Hasan juga menyampaikan target ambisius pemerintah untuk menghentikan impor beras, jagung, garam, dan gula di tahun ini. “Presiden juga memerintahkan agar kita ini bekerja keras dan berusaha dulu. Oleh karena itu pihaknya sudah melakukan beberapa kali rakor dimana nanti tidak impor beras lagi tahun ini. Termasuk tidak impor garam, jagung dan gula untuk tahun ini,” tegasnya.

Target ini tentu membutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Sumatera Selatan, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan target tersebut. “Dengan semangat kerjasama satu tim Insya Allah beras, garam, jagung dan gula tidak di impor lagi,” ujar Zulkifli Hasan, menyiratkan keyakinannya terhadap tercapainya target tersebut.

Harga Gabah dan Jagung Naik: Kabar Gembira untuk Petani

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan juga membawa kabar gembira bagi para petani. Pemerintah berencana untuk menaikkan harga gabah dan jagung. “Untuk gabah ini akan dinaikkan dari Rp. 6.000 menjadi Rp. 6.500, jagung dari Rp. 5.000 menjadi Rp. 5.500,” ungkapnya. Kenaikan harga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memotivasi mereka untuk terus meningkatkan produksi.

Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan bahwa Bulog akan membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram mulai 15 Januari 2025, dan jagung dengan harga Rp5.500 per kilogram mulai Februari 2025. “Pada Tanggal 15 nanti baru Bulog akan membeli gabah dengan harga Rp. 6.500. Sementara jagung akan mulai dibeli pada bulan Februari dengan harga Rp. 5.500,” jelasnya.

Masa Panen Raya: Momentum Krusial yang Harus Dimanfaatkan

Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa masa panen raya yang akan berlangsung pada bulan Februari, Maret, dan April merupakan momentum krusial yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. “Dia meminta kepada Gubernur, Bupati, Forkopimda dan pihak lainnya untuk mendukung ini semua mengingat masa panen tidak lama lagi. Mohon kerjasama dan perhatiannya karena Bulog tidak bekerja sendiri. Pada bulan Februari, Maret dan April puncaknya panen raya. Maka ini perlu dukungan kita semua,” tutupnya.

Dukungan yang dimaksud mencakup kelancaran distribusi pupuk, ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penyerapan hasil panen oleh Bulog dengan harga yang telah ditetapkan. Dengan sinergi dan kerja sama yang solid, diharapkan masa panen raya dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi para petani.

PSN, Kemiskinan, Stunting, dan IPM: Fokus Utama Pembangunan Sumsel

Selain swasembada pangan, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi juga mengingatkan tentang pentingnya percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Sumatera Selatan. “Untuk menjaga dan meningkatkan produksi pangan di Provinsi Sumatera Selatan berbagai upaya telah dilaksanakan yaitu dengan mendukung percepatan PSN di Sumsel,” ujarnya. PSN di berbagai sektor diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tak hanya itu, Elen juga menegaskan bahwa penyelesaian isu inflasi, pengentasan kemiskinan, prevalensi stunting dan kekurangan gizi, serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tetap menjadi tugas bersama yang harus dituntaskan. Keempat isu tersebut saling terkait dan membutuhkan penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Sekber: Wadah Koordinasi dan Sinergi untuk Percepatan Pembangunan

Untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antar berbagai pihak, Elen Setiadi juga menyinggung tentang keberadaan Kantor Sekretariat Bersama (Sekber). “Koordinasi dan sinergi bersama seluruh pihak harus terus dilakukan dan terus, lalu telah dilaunching Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) yang difasilitasi OJK, BI, BPS dan semua yang terlibat dalam rangka percepatan peningkatan perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan termasuk mendorong peningkatan produksi pangan di provinsi Sumatera Selatan,” pungkasnya.

Sekber ini diharapkan dapat menjadi wadah yang efektif untuk menyelaraskan program-program pembangunan, mempercepat pengambilan keputusan, dan memastikan sinergi antar lembaga, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan demikian, diharapkan pembangunan di Sumatera Selatan, termasuk di bidang pangan, dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang digelar di Palembang dan dihadiri oleh Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi serta Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, menegaskan komitmen kuat pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan.

Dengan fokus pada optimalisasi lahan, perbaikan dan pembangunan irigasi, serta dukungan penuh kepada petani, Sumatera Selatan optimis untuk mencapai target tersebut. Kenaikan harga gabah dan jagung yang direncanakan pemerintah menjadi angin segar bagi petani dan diharapkan dapat meningkatkan produksi.

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk Bulog dan Forkopimda, menjadi kunci utama dalam menyukseskan program swasembada pangan, khususnya di Sumatera Selatan yang memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan.

Rakor ini juga menyoroti pentingnya percepatan PSN, penanganan inflasi, pengentasan kemiskinan, penanganan stunting, dan peningkatan IPM sebagai agenda penting yang harus dituntaskan.

Dengan kerja keras, kolaborasi, dan komitmen yang kuat, Sumatera Selatan di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Elen Setiadi siap berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan impor, demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat pangan dan sejahtera. (desta)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version