Palembang, Nusaly.com – Memasuki bulan November 2024, curah hujan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami peningkatan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada November 2024 hingga Januari 2025. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang mengintai.
Sumsel Masuki Musim Hujan
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah di Sumsel telah memasuki musim hujan sejak pertengahan Oktober 2024.
“Musim hujan periode ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret 2025,” ujarnya.
Seiring dengan meningkatnya curah hujan, suhu udara di Sumsel akan menjadi lebih dingin. Hal ini didukung oleh peningkatan pertumbuhan awan pada periode musim hujan.
Potensi Bencana Hidrometeorologi
Peningkatan curah hujan membawa potensi bencana hidrometeorologi, seperti:
- Hujan deras disertai petir dan angin kencang
- Banjir
- Longsor di daerah bertopografi lereng, tebing, dan bantaran sungai
Bencana hidrometeorologi ini paling berpotensi terjadi di wilayah Sumsel bagian barat hingga tengah, meliputi Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Lahat, Kota Pagar Alam, Kota Lubuklinggau, Empat Lawang, sebagian Muara Enim, sebagian Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
BMKG mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta untuk mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan bencana.
Masyarakat diimbau untuk:
- Berhati-hati dan menghindari daerah rawan bencana banjir dan longsor
- Tidak berteduh di tempat yang rawan tumbang, seperti di bawah pohon besar
- Hati-hati jika berkendara di jalan yang licin dan jarak pandang terbatas
- Membersihkan lingkungan untuk meminimalkan genangan air dan mencegah timbulnya penyakit
Sejumlah Sungai Berstatus Siaga
Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII pada 7 dan 8 November 2024, beberapa sungai besar di Sumsel terpantau mengalami peningkatan debit air. Automatic Water Level Recorder (AWLR) di sejumlah sungai menunjukkan status siaga.
Tiga lokasi yang berstatus siaga adalah:
- Stasiun AWLR Sungai Dua (Sungai Komering)
- Stasiun AWLR Babatan Saudagar (Sungai Ogan)
- Stasiun AWLR Peracak (Sungai Komering)
Pemantauan Debit Air Sungai
Ketua Tim Hukum dan Komunikasi Publik BBWS Sumatera VIII, Mgs. Zulfikar Rasyidi, menjelaskan bahwa pos pantau Sungai Ogan di Desa Babatan Saudagar mengalami peningkatan debit air. Begitu pula dengan pos pantau Sungai Dua, meskipun alat sensor sempat terganggu oleh enceng gondok, kondisi air memang meningkat.
“Peningkatan AWLR pada beberapa sungai ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi,” pungkasnya.
Langkah-langkah Mitigasi Bencana
Pemerintah Provinsi Sumsel dan pemerintah kabupaten/kota diimbau untuk melakukan langkah-langkah mitigasi bencana, di antaranya:
- Pemantauan curah hujan dan debit air sungai: Melakukan pemantauan secara berkala dan meningkatkan kesiapsiagaan di daerah rawan bencana.
- Sosialisasi kepada masyarakat: Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi bencana dan cara mengantisipasinya.
- Persiapan sarana dan prasarana penanganan bencana: Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana penanganan bencana, seperti perahu karet, tenda pengungsian, dan logistik.
- Koordinasi antarinstansi: Memperkuat koordinasi antarinstansi terkait dalam penanganan bencana.
Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mitigasi bencana, di antaranya:
- Meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap potensi bencana: Memahami tanda-tanda bencana dan melakukan langkah-langkah pencegahan.
- Menjaga kelestarian lingkungan: Menghindari kegiatan yang dapat memicu bencana, seperti pembuangan sampah sembarangan dan penebangan hutan liar.
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan mitigasi bencana: Mengikuti pelatihan dan simulasi bencana serta membantu sesama saat terjadi bencana.
Peningkatan curah hujan di Sumsel membawa potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai oleh semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan swasta harus bersinergi dalam melakukan langkah-langkah mitigasi bencana untuk meminimalkan dampak kerugian dan korban jiwa. (desta)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.