Sumsel Maju Terus untuk Semua

Hadapi Kenaikan Harga, Pemprov Sumsel Gelar Operasi Pasar Murah di Terminal Sako

Upaya Meringankan Beban Masyarakat dan Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Ancaman Inflasi

Hadapi Kenaikan Harga, Pemprov Sumsel Gelar Operasi Pasar Murah di Terminal Sako
Hadapi Kenaikan Harga, Pemprov Sumsel Gelar Operasi Pasar Murah di Terminal Sako. Foto: Dok. BHP Pemprov Sumsel

PALEMBANG, NUSALYPemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), berkolaborasi dengan BUMD dan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel, menggelar operasi pasar murah. Acara ini diselenggarakan di Terminal Sako, Pasar Perumnas, Palembang. Kegiatan ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan meringankan beban masyarakat.

Operasi pasar murah ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sumsel, H. Cik Ujang. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjual bahan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga untuk menstabilkan harga di pasaran. “Kami melihat ibu-ibu sangat bahagia dengan adanya pasar murah ini,” ungkapnya.

“Apa yang bisa kita bantu, kita bantu dan salurkan ke masyarakat agar inflasi kita tetap terjaga,” tambahnya. Wagub juga menekankan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan BUMD terkait untuk lebih aktif dalam menyalurkan bantuan dan menggerakkan roda perekonomian.

Strategi Penstabilan Harga dan Ketersediaan Pangan

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumsel, H. Henky Putrawan, S.Pt., M.Si., MM, menjelaskan berbagai bahan pokok yang tersedia dengan harga lebih murah dari pasaran. “Masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng, cabai rawit, telur ayam ras, ikan beku, dan beras SPHP dengan harga terjangkau,” katanya.

Harga-harga yang ditawarkan menunjukkan perbedaan signifikan dengan harga pasar. Misalnya, Bawang putih: Rp19.000/kg, Beras SPHP: Rp57.000/5kg, Minyakita: Rp11.700/liter, dan Telur: Rp22.000/kg. Langkah ini diambil untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap kebutuhan pokok tanpa harus terbebani oleh kenaikan harga.

Operasi pasar murah ini merupakan bagian dari strategi jangka pendek pemerintah. Yakni untuk merespons dinamika harga yang dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Selain di Terminal Sako, kegiatan serupa juga akan diselenggarakan di dua titik lain di kawasan Perumnas, yaitu pada tanggal 23 dan 24 September 2025.

Peran Vital Sinergi dan Data dalam Pengendalian Inflasi

Kegiatan operasi pasar murah ini menunjukkan pendekatan holistik pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk mengintervensi pasar. Pemerintah tidak hanya berfokus pada sisi penawaran, tetapi juga pada sisi permintaan. Kolaborasi antara Pemprov, BUMD, dan Bank Indonesia menunjukkan sinergi yang kuat. Sinergi ini diperlukan untuk mengatasi masalah ekonomi yang kompleks.

Data terbaru menunjukkan, indeks inflasi tahunan Sumsel hingga Agustus 2025 berada di angka 3,04% (year-on-year). Angka ini menunjukkan indikator positif yang terus dijaga oleh pemerintah. Meskipun berada dalam target, pemerintah tetap waspada. Kenaikan harga pada bahan pokok tertentu dapat memicu gejolak inflasi yang lebih besar.

Oleh karena itu, tindakan proaktif seperti operasi pasar ini menjadi krusial. Ini tidak hanya membantu masyarakat secara langsung, tetapi juga mengirimkan sinyal ke pasar. Sinyal bahwa pemerintah serius dalam mengendalikan harga. Dengan demikian, diharapkan spekulan tidak akan mengambil keuntungan dari situasi yang ada. Operasi pasar murah ini adalah bukti bahwa pemerintah tidak hanya mengandalkan kebijakan moneter, tetapi juga mengambil langkah-langkah fiskal yang nyata dan langsung menyentuh masyarakat. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version