Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, menekankan urgensi pendidikan kewirausahaan dini sebagai strategi vital dalam menghadapi tantangan bonus demografi. Visi ini menunjukkan keseriusan Pemprov Sumsel untuk tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan berdaya saing global, bahkan sejak jenjang pendidikan usia dini.
Pada Senin (29/09/2025), komitmen ini terlihat jelas saat Gubernur Herman Deru menghadiri Entrepreneur Day 2025 yang digelar oleh PG/TKIT dan SDIT Al Furqon Palembang. Kehadiran pemimpin tertinggi Sumsel dalam acara yang berpusat pada pengembangan minat wirausaha anak-anak ini menegaskan bahwa masa depan ekonomi daerah sangat bergantung pada inovasi dan kemandirian generasi muda.
Tantangan Bonus Demografi dan Keharusan Kewirausahaan
Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, sedang berada dalam fase puncak bonus demografi yang diproyeksikan Badan Pusat Statistik (BPS) berlangsung hingga sekitar tahun 2030-an. Bonus demografi ini, yang ditandai dengan proporsi usia produktif yang jauh lebih besar dibanding usia non-produktif, adalah pedang bermata dua: potensi akselerasi ekonomi atau risiko pengangguran massal jika angkatan kerja tidak disiapkan dengan kompetensi yang relevan.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di bawah angka ideal 4% dari total populasi. Kesenjangan ini mengindikasikan bahwa sistem pendidikan nasional harus bergeser dari sekadar mencetak pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Dalam konteks ini, langkah proaktif Pemprov Sumsel yang didukung langsung oleh Gubernur Herman Deru untuk mendorong kewirausahaan dini bukanlah inisiatif insidental, melainkan respons strategis terhadap konteks makroekonomi nasional.
Inisiatif seperti Entrepreneur Day diyakini mampu menanamkan pola pikir seorang wirausahawan (entrepreneurial mindset)—meliputi keberanian mengambil risiko, kemampuan memecahkan masalah, dan kreativitas—sejak usia dini. Ini adalah fondasi karakter yang tidak diajarkan di kurikulum akademik biasa.
Merespons Kebutuhan Kewirausahaan Dini di Sumsel
Gubernur Herman Deru menyatakan apresiasi mendalam terhadap metode pendidikan di Al Furqon yang memadukan ilmu akademik, pemahaman agama Islam yang kuat, dan penanaman semangat kewirausahaan. “Setiap tahun, di sini selalu mengadakan Entrepreneur Day. Secara dini, anak-anak disiapkan untuk menyambut bonus demografi,” ungkapnya. Pengakuan ini bukan sekadar pujian, melainkan validasi terhadap model pendidikan yang dinilai kompatibel dengan visi pembangunan SDM unggul Pemprov Sumsel.
Pendidikan kewirausahaan dini bonus demografi yang ideal tidak hanya tentang transaksi jual-beli di bazar, tetapi juga tentang penguatan pendidikan karakter. Menurut HD, bekal agama yang kuat adalah jangkar moralitas dalam berbisnis, mencegah praktik curang, dan membangun etika profesional. Sinergi antara karakter, akademik, dan wirausaha inilah yang membedakan pendekatan pendidikan di sekolah Islam terpadu, menjadikannya mitra strategis Pemprov dalam mencetak SDM berkualitas.
Meski demikian, tantangan yang perlu diatasi adalah memastikan ekuitas akses terhadap model pendidikan yang holistik ini. Tidak semua sekolah, terutama di daerah pedesaan Sumsel, memiliki sumber daya atau kurikulum untuk mengadopsi program kewirausahaan dini yang efektif. Tugas pemerintah provinsi adalah mereplikasi inisiatif sukses ini dan menyelaraskannya dengan program pendidikan kewirausahaan yang lebih luas, memastikan visi SDM unggul mencakup seluruh masyarakat Sumsel, bukan hanya di pusat-pusat kota.
Prospek Masa Depan: Integrasi AI dan Visi SDM Unggul Sumsel
Melampaui tantangan kewirausahaan tradisional, Herman Deru juga menyuarakan perhatiannya terhadap perkembangan teknologi terbaru. Beliau secara eksplisit berharap agar sekolah-sekolah di Sumsel, termasuk Al Furqon, mulai memperkenalkan konsep kemajuan zaman, khususnya Artificial Intelligence (AI), kepada para siswa.
Harapan ini menunjukkan bahwa Pemprov Sumsel memiliki pandangan ke depan yang jauh melampaui fase bonus demografi saat ini. Generasi muda yang memasuki pasar kerja di tahun 2030-an dan seterusnya akan berhadapan langsung dengan otomasi dan disrupsi digital. Kewirausahaan dini yang disinergikan dengan literasi digital, bahkan pemahaman dasar tentang AI, akan menciptakan generasi wirausaha yang tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga berinovasi menggunakan teknologi mutakhir.
Visi Herman Deru untuk mengintegrasikan AI dan kewirausahaan dini adalah sebuah cetak biru untuk menciptakan SDM unggul Sumsel: memiliki fondasi moral yang kuat, semangat wirausaha, dan kecakapan teknologi global. Ini merupakan janji Pemprov Sumsel untuk memastikan bahwa bonus demografi daerah benar-benar dikonversi menjadi dividen kesejahteraan, mengokohkan Sumsel sebagai lokomotif ekonomi yang tangguh dan inovatif di masa depan. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.