Headline

Keluarga Pasien Akui ‘Orang Bupati’, Pemkab Muba Tegas Minta Kekerasan terhadap Dokter Diproses Tuntas

Oknum keluarga pasien yang memaksa buka masker dokter di RSUD Sekayu sempat mengaku-ngaku keluarga Bupati Musi Banyuasin. Pemerintah daerah, didukung Kementerian Kesehatan, menegaskan proses hukum tetap berjalan dan tidak menolerir kekerasan terhadap tenaga kesehatan.

Keluarga Pasien Akui 'Orang Bupati', Pemkab Muba Tegas Minta Kekerasan terhadap Dokter Diproses Tuntas
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Trisnawarman saat ditemui di ruangannya, Rabu (18/10). Foto: Dok. Cuci Hati/JPNN.

PALEMBANG, NUSALY – Kasus kekerasan yang menimpa seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), terus mendapat atensi dari pemerintah dan aparat penegak hukum. Terungkap, oknum keluarga pasien yang memaksa buka masker dr. Syahpri Putra Wangsa sempat mengaku sebagai kerabat dekat Bupati Muba, Toha Tohet.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Trisnawarman, di Palembang, Minggu (17/8/2025). “Dia sempat mengaku-ngaku keluarga bupati, orangnya bupati, tapi kata bupati bukan. Bukan timnya juga,” ujar Trisnawarman.

Klaim sepihak itu telah dipastikan tidak benar. Dalam audiensi yang digelar pada 14 Agustus lalu, Trisnawarman menegaskan, Bupati Muba telah memastikan bahwa oknum tersebut tidak memiliki hubungan keluarga maupun tim dengan dirinya.

Komitmen Muba dan Kemenkes: Proses Hukum Tetap Berjalan dan Lindungi Nakes

Meskipun kasus tersebut dikabarkan sudah mencapai jalan damai secara kekeluargaan, Bupati Toha Tohet dengan tegas meminta agar proses hukum tetap berjalan hingga tuntas. Komitmen ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak akan membiarkan tindak kekerasan terhadap tenaga kesehatan (nakes) berlalu begitu saja, terlepas dari ada tidaknya perdamaian.

“Pak Bupati minta diselesaikan sampai tuntas, meskipun sudah damai. Proses hukum tetap. Sekarang tinggal proses di Polres Muba,” ungkap Trisnawarman. Ia menambahkan, Bupati Muba juga telah menginstruksikan agar dr. Syahpri tidak perlu takut karena seluruh Forkopimda Muba berada di belakangnya.

Penanganan kasus ini juga mendapat perhatian langsung dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang telah mengirim tim ke Muba. Kemenkes memberikan dua pesan penting: (1) tidak mentolerir kekerasan terhadap nakes, terutama yang bertugas di daerah terpencil, dan (2) meminta peningkatan pelayanan rumah sakit untuk mencegah kekesalan masyarakat.

Sikap tegas dari pemerintah pusat dan daerah ini mengirimkan pesan kuat kepada publik bahwa perlindungan terhadap para pahlawan medis adalah prioritas, dan tidak ada ruang bagi tindakan kekerasan yang merugikan mereka. (desta)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version