KAYUAGUNG, NUSALY – Dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dihebohkan oleh insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa 80 pelajar. Dikutip dari Sumateraekspress.id, para siswa, terdiri dari 50 pelajar SMPN 1 Pedamaran dan 30 pelajar SDN 5 Pedamaran, mengalami mual, muntah, dan diare setelah menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (2/9).
Buntut dari kejadian ini, Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional mitra penyedia makanan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mata Elang Menderang. Sampel makanan, darah, dan feses korban telah dikirim ke Laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palembang untuk investigasi mendalam. Sekda OKI, H. Asmar Wijaya, menyatakan bahwa hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu satu minggu lebih.
Jeda Waktu dan Keluhan Berulang
Investigasi awal, menurut H. Asmar, menyoroti jeda waktu yang terlalu lama antara distribusi dan konsumsi makanan. Beberapa siswa baru menyantap hidangan yang disiapkan sejak pagi itu pada pukul 16.00 WIB. Jeda waktu yang ideal, katanya, hanya sekitar dua jam.
Masalah ini diperkuat oleh kesaksian para korban dan orang tua yang juga dimuat dalam pemberitaan media tersebut. Dikutip dari SumateraEkspress.id, Seorang Ibu bernama Susila, menceritakan bahwa ia membawa anaknya ke Puskesmas setelah sang anak mengeluh sakit perut.
“Bolak-balik ke kamar mandi dan mengeluh sakit perut. Saya khawatir jadi kami bawa ke sini. Ternyata banyak yang dirawat, keluhan mereka sama,” ungkap Susila.
Dikatakan Susila, menurut cerita anaknya, anaknya di sekolahnya mendapat MBG menunya soto ayam. Setelah makan itu, sang anak mengeluhkan sakit perut.
Salah seorang pelajar SMPN 1 Pedamaran juga mengeluhkan, menu soto yang disantapnya sudah mengeluarkan bau busuk. “Kami kan makannya siang jadi memang daging ayamnya sudah bau,” keluh siswa tersebut. Rupanya banyak teman-temannya yang mengalami dugaan keracunan MBG ini. Sehingga Rabu (3/9), MBG untuk sementara waktu tidak dibagikan ke sekolah.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Kepala SDN 5 Pedamaran, Ermilaini. Ia mengungkapkan, pihaknya sudah pernah mengajukan komplain terkait kualitas makanan yang dibagikan sebelumnya, di mana pernah ditemukan telur yang kurang matang dan sayuran yang basi.
“Tapi masih saja ini terjadi. Anak-anak dibagikan MBG pukul 12.00 WIB, baru disantap pukul 15.00 WIB,”tandasnya.
Respon Cepat Pemerintah Daerah dan Pusat
Menanggapi insiden ini, Sekda OKI, H. Asmar, telah meminta pihak terkait untuk memantau kondisi korban yang sudah dirawat di rumah dan tidak segan merujuk mereka ke RSUD Kayuagung jika diperlukan. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap makanan yang didistribusikan. “Periksa makanan sebelum dibagikan kepada siswa,” tegasnya.
Secara terpisah, dalam keterangan tertulis yang dibagikan kepada media, BGN menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Kepala Regional SPPG Provinsi Sumatera Selatan, Diana Putri, mengapresiasi langkah tanggap Kepala SPPG dan mitra yang mendampingi para korban di Puskesmas sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Pihak BGN bersama Pemkab OKI melalui Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG akan melakukan evaluasi menyeluruh, penyesuaian SOP, serta monitoring berkala di 29 dapur SPPG yang ada di OKI.
Asmar berharap, kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir. “Mudah-mudahan ini jadi yang pertama dan terakhir,” pungkasnya. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.