OKI, NUSALY – Sebuah kisah memilukan seorang pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) asal Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang kecanduan narkoba, viral di media sosial. Keluarga pelajar ini, yang berprofesi sebagai guru SD, bahkan menempuh perjalanan jauh ke Bandung, Jawa Barat, untuk meminta bantuan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar anaknya bisa dibina di barak militer. Insiden ini memicu respons dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) OKI yang menekankan pentingnya rehabilitasi.
Dikutip dari Radar Bogor, Kamis (29/5/2025), Dedi Mulyadi menerima kunjungan keluarga asal OKI yang telah menempuh perjalanan 15 jam dari Palembang ke Bandung. Ayah pelajar berinisial BH itu mengaku datang bersama istri dan anaknya, hanya berhenti untuk mengisi bahan bakar. Dengan nada pelan, BH langsung meminta tolong kepada Dedi Mulyadi terkait masalah anaknya.
Dedi Mulyadi kemudian bertanya kepada anak tersebut mengenai asal sekolahnya, yang dijawab sebagai siswa SMK negeri kelas 10 jurusan perbengkelan. Ketika ditanya mengapa datang jauh-jauh, sang anak mengakui telah mengonsumsi barang terlarang bersama teman-temannya.
Ia mengaku sering berbohong kepada orang tuanya dengan alasan praktik untuk mendapatkan uang jajan lebih, demi mengonsumsi barang terlarang yang setiap kali pakai menghabiskan sekitar Rp100 ribu. Ia juga mengaku sudah satu minggu tidak mengonsumsi barang terlarang tersebut.
Mendengar pengakuan itu, Dedi Mulyadi menawarkan pembinaan di barak militer. Tawaran tersebut langsung disetujui oleh sang anak, karena ia ingin terlepas dari ketergantungan narkoba.
Meskipun Dedi sempat bertanya kepada kedua orang tuanya mengenai izin, mengingat sering ada penilaian melanggar HAM, kedua orang tua pelajar tersebut justru berharap anaknya bisa masuk barak agar hidup normal kembali.
BH menegaskan akan membuat surat pernyataan, menitipkan anaknya kepada Dedi Mulyadi secara sukarela, dan bertanggung jawab apabila anaknya kabur atau melakukan hal lain.
Terungkap bahwa ibu dari anak tersebut adalah seorang guru SD di kawasan Kayuagung, OKI. BH menyampaikan terima kasih atas kesediaan Dedi Mulyadi untuk menolong. Dedi Mulyadi sendiri menyatakan bahwa tindakannya adalah bagian dari tugas menjaga anak-anak Indonesia dari korban narkoba.
Respons BNNK OKI: Rehabilitasi Lebih Tepat daripada Barak Militer
Menanggapi permintaan keluarga guru SD dari Kayuagung yang ingin anaknya masuk barak militer untuk mengatasi kecanduan narkoba, Kepala Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) OKI, AKBP Gendi Marzianto SH MH, angkat bicara. Menurut Gendi, permintaan orang tua siswa ini mengindikasikan kurangnya informasi mengenai penanganan pecandu narkoba yang tepat.
Dikutip dari SUMEKS.CO, Jumat (30/5/2025), Gendi Marzianto menjelaskan bahwa pecandu narkoba cukup dilakukan rehabilitasi, baik itu rehabilitasi rawat jalan maupun rehabilitasi rawat inap. “Anak yang bersangkutan ini pencandu narkoba, cukup dilakukan rehabilitasi, apakah rehabilitasi rawat jalan atau rehabilitasi rawat inap. Yang jelas kita siap dan gratis,” tegas Gendi.
Gendi menambahkan, nantinya sang anak akan melalui proses assesment terlebih dahulu untuk menentukan jenis rehabilitasi yang paling sesuai. Jika hasil assesment menunjukkan tingkat kecanduan masih ringan, rehabilitasi rawat jalan dapat ditempuh. Namun, jika kondisi kecanduan sudah serius, maka akan direkomendasikan untuk rehabilitasi rawat inap.
“Pencandu narkoba itu perlu dilakukan rehabilitasi bukan ke barak militer. Jadi cukup ke BNNK OKI tidak perlu jauh-jauh ke Bandung,” ungkap Gendi, memperjelas bahwa barak militer lebih fokus pada disiplin, bukan penanganan kecanduan.
Gendi juga menyebut bahwa BNNK OKI rutin melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba ke desa-desa dan sekolah-sekolah setiap hari. Penyuluhan ini seringkali dilakukan saat Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan juga di tingkat kecamatan, sebagai upaya preventif. Gendi menegaskan bahwa setiap tahun ajaran baru, pihak BNNK OKI biasa diminta oleh sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan terkait bahaya narkoba.
Kasus ini menyoroti pentingnya edukasi dan informasi yang akurat mengenai penanganan pecandu narkoba, serta ketersediaan fasilitas rehabilitasi yang mudah diakses dan gratis bagi masyarakat. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.