Palembang, Nusaly.com – Musim kemarau di Sumatera Selatan (Sumsel) tahun ini diprediksi mencapai puncaknya pada Juli dan Agustus. Kondisi ini meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat membahayakan masyarakat dan lingkungan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau di Sumsel akan lebih singkat dibandingkan tahun 2023 lalu. Namun, bukan berarti ancaman karhutla dapat diabaikan.
Karhutla Tahun 2023: Luka Lama yang Membekas
Pada tahun 2023, karhutla di Sumsel menjadi masalah serius yang menghantui masyarakat. Data Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa 109 ribu hektare lahan terbakar di Sumsel, dengan asapnya bahkan mencemari wilayah lain seperti Jambi dan Riau.
Upaya Pencegahan dan Kesiapsiagaan Diperkuat
Menyadari potensi bahaya karhutla, berbagai pihak di Sumsel bergerak cepat untuk melakukan pencegahan dan meningkatkan kesiapsiagaan. Tiga daerah, yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin (Muba) telah menetapkan status siaga darurat karhutla sejak Mei 2024.
Pemerintah Provinsi Sumsel juga sedang memproses penetapan status siaga darurat karhutla di tingkat provinsi. Penetapan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan mempermudah koordinasi antar daerah dalam penanggulangan karhutla.
Prakiraan Musim Kemarau dan Wilayah Rawan
Menurut Korbid Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Veronica Sinta Andayani, musim kemarau di Sumsel dimulai secara bertahap pada akhir Mei. Peralihan kemarau ini semakin terasa pada Juni, di mana hampir seluruh wilayah Sumsel memasuki awal musim kemarau.
Puncak kemarau diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus. Namun, di beberapa wilayah, seperti OKI bagian selatan, kekeringan sudah mulai terasa sejak saat ini.
Kesadaran Masyarakat dan Peran Aktif Semua Pihak
Upaya pencegahan karhutla tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Kesadaran akan bahaya karhutla dan kepedulian terhadap lingkungan perlu ditingkatkan.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, baik untuk membuka lahan pertanian maupun membakar sampah. Selain itu, penting untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib jika melihat adanya indikasi potensi karhutla.
Musim kemarau di Sumsel tahun ini membawa potensi karhutla yang tidak boleh diabaikan. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan perlu diperkuat dengan melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi terkait. Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi kunci utama dalam mencegah terjadinya bencana karhutla. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.