NusaViral

Gubernur Sumsel Herman Deru Geram Konten Willy Salim Masak Rendang 200 Kg Rusak Citra Palembang

Sebut Masyarakat Palembang Terlalu Terhormat untuk Berebut Daging Sepanci Demi Konten

Gubernur Sumsel Herman Deru Geram Konten Willy Salim Masak Rendang 200 Kg Rusak Citra Palembang
Gubernur Sumsel Herman Deru Geram Konten Willy Salim Masak Rendang 200 Kg Rusak Citra Palembang. Foto: dok. sumeks.co

PALEMBANG, NUSALY.COMGubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, turut memberikan komentarnya terkait konten video viral yang menampilkan konten kreator Willy Salim memasak 200 kilogram rendang di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. Dengan nada tegas, Gubernur Herman Deru menyatakan bahwa konten tersebut telah merusak citra dan nama baik Kota Palembang.

“Saya minta jangan rusak nama Palembang hanya karena untuk membuat konten oleh si pelaku (Willy Salim), justru harusnya kita angkat kebaikan-kebaikan daerah, jangan membuat konten yang merugikan nama daerah,” kata Gubernur Herman Deru kepada awak media pada Sabtu (22/3/2025).

Gubernur Deru menekankan bahwa para konten kreator seharusnya memiliki tanggung jawab untuk mengangkat hal-hal positif yang ada di suatu daerah, bukannya malah membuat konten yang bernada negatif atau sensasional yang justru merugikan citra daerah tersebut. Ia juga menyoroti kemungkinan bahwa konten semacam itu dibuat hanya untuk meningkatkan jumlah pengikut (followers) di media sosial dengan cara yang tidak etis, yaitu dengan merusak nama baik Kota Palembang.

“Saya tidak rela nama Palembang dirusak-rusak hanya karena konten daging sepanci. Terlalu terhormat orang Sumatera Selatan, khususnya Palembang, hanya gara-gara daging sepanci,” ungkap Gubernur dengan nada kecewa.

Gubernur Herman Deru Yakin Ada Pengkondisian dalam Konten Rendang Viral

Lebih lanjut, Gubernur Herman Deru menyatakan keyakinannya bahwa ada unsur pengkondisian dalam video yang menampilkan masyarakat Palembang berebut daging rendang tersebut. Ia meragukan bahwa masyarakat Palembang akan sebegitu antusias dan bahkan terkesan berebut hanya untuk mendapatkan rendang gratis.

“Saya yakin orang Palembang ini bukan orang yang heran dengan daging. Jika dibuat konten dan disiarkan ke seluruh dunia, seakan-akan kita orang yang ditonjolkan suatu yang tidak baiknya, padahal ini demi menambah pengikut bagi kreator itu,” jelas Gubernur Deru.

Pernyataan Gubernur ini mengindikasikan adanya dugaan bahwa adegan masyarakat berebut rendang dalam video tersebut mungkin telah diatur atau dilebih-lebihkan demi kepentingan konten semata. Hal ini sejalan dengan berbagai komentar warganet yang juga menduga adanya settingan dalam konten Willy Salim tersebut.

Wali Kota Palembang Lebih Dulu Beri Teguran Keras

Sebelumnya, Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, juga telah menyampaikan teguran keras kepada Willy Salim terkait konten memasak rendang di kawasan BKB. Wali Kota meminta Willy Salim untuk memberikan klarifikasi mengenai konten yang viral tersebut, terutama terkait dugaan adanya settingan yang merusak citra Kota Palembang.

“Kami minta Willy Salim klarifikasi terkait konten masak rendang yang dugaan settingan, ceritakan apa yang terjadi, jangan sampai ada kesalahpahaman dan spekulasi,” kata Wali Kota Palembang pada Sabtu (22/3/2025).

Ratu Dewa mengakui bahwa awalnya pihaknya mengapresiasi tindakan Willy Salim yang berbuat kebaikan dengan membantu seorang kurir di Palembang yang kehilangan sepeda motor. Namun, apresiasi tersebut tidak berlaku untuk konten memasak rendang yang dinilai telah menimbulkan kegaduhan dan merugikan citra kota.

“Awalnya kita apresiasi karena yang bersangkutan berbuat kebaikan dengan membantu seorang kurir di Palembang yang kehilangan motor,” ungkapnya. “Namun, terlepas dari permasalahan konten rendang, Ratu Dewa tidak membenarkan konten yang membuat gaduh, bahkan menimbulkan citra buruk terhadap kota Palembang.”

Reaksi Keras Pemimpin Daerah Terhadap Konten Negatif

Reaksi keras yang ditunjukkan oleh Gubernur Herman Deru dan Wali Kota Ratu Dewa terhadap konten Willy Salim ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah daerah dalam menjaga citra dan nama baik wilayah mereka. Mereka tidak ingin citra positif Palembang tercoreng hanya karena konten yang dianggap tidak bertanggung jawab dan berpotensi memberikan persepsi yang salah kepada masyarakat luas.

Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan potensi dan kebaikan daerahnya. Konten-konten yang dibuat oleh para kreator diharapkan dapat mendukung upaya tersebut, bukannya malah merusak citra yang telah dibangun dengan susah payah.

Pentingnya Etika dalam Pembuatan Konten Digital

Kasus ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya etika dalam pembuatan konten digital, terutama konten yang melibatkan interaksi dengan masyarakat dan pengambilan gambar di ruang publik. Para konten kreator hendaknya memiliki kesadaran akan dampak yang mungkin timbul dari konten yang mereka buat, baik dampak positif maupun negatif.

Konten yang dibuat dengan tujuan sensasi semata atau hanya untuk meningkatkan popularitas tanpa mempertimbangkan etika dan dampaknya dapat merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat dan citra suatu daerah. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi dari para konten kreator dalam setiap karya yang mereka hasilkan.

Harapan agar Konten Kreator Lebih Selektif dan Bertanggung Jawab

Gubernur Herman Deru berharap agar para konten kreator, termasuk Willy Salim, dapat lebih selektif dan bertanggung jawab dalam membuat konten di masa depan. Konten yang baik adalah konten yang tidak hanya menghibur atau menarik perhatian, tetapi juga memberikan manfaat dan tidak merugikan pihak manapun.

Para konten kreator diharapkan dapat menggunakan platform media sosial mereka untuk menyebarkan hal-hal positif tentang daerah, mempromosikan potensi lokal, dan menginspirasi masyarakat untuk berbuat baik. Dengan demikian, keberadaan mereka di dunia digital dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan daerah dan bangsa.

Implikasi bagi Pariwisata dan Investasi di Palembang

Citra suatu daerah memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata dan investasi. Jika sebuah daerah memiliki citra yang positif, maka akan semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung dan investor yang berminat untuk menanamkan modalnya. Sebaliknya, citra yang buruk dapat menghambat perkembangan sektor-sektor tersebut.

Oleh karena itu, kekhawatiran Gubernur Herman Deru dan Wali Kota Ratu Dewa terhadap konten Willy Salim yang dianggap merusak citra Palembang sangatlah beralasan. Mereka ingin menjaga agar citra positif Palembang tetap terjaga, sehingga dapat terus menarik wisatawan dan investor yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Perlunya Edukasi dan Literasi Media Sosial bagi Masyarakat

Selain tanggung jawab dari para konten kreator, masyarakat juga perlu memiliki edukasi dan literasi media sosial yang baik. Hal ini penting agar masyarakat dapat lebih kritis dalam menyikapi berbagai jenis konten yang beredar di media sosial, termasuk konten yang berpotensi mengandung unsur settingan atau informasi yang tidak akurat.

Dengan memiliki literasi media sosial yang baik, masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi oleh konten-konten yang bersifat sensasional atau negatif, dan dapat lebih bijak dalam memberikan komentar dan menyebarkan informasi.

Menanti Langkah Selanjutnya dari Willy Salim

Setelah menyampaikan permohonan maaf, publik tentu menantikan langkah selanjutnya dari Willy Salim terkait dengan kontennya yang telah menimbulkan polemik ini. Diharapkan, Willy Salim dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini dan lebih berhati-hati dalam membuat konten di masa depan.

Permohonan maaf memang merupakan langkah yang baik, namun tindakan nyata untuk memperbaiki citra yang mungkin telah tercoreng juga sangat penting. Willy Salim dapat menggunakan platformnya untuk mempromosikan keindahan dan kebaikan Kota Palembang secara lebih positif dan konstruktif. (desta)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version