PALEMBANG, NUSALY.COM – Nama konten kreator Willy Salim kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kali ini, bukan karena aksi kuliner ekstremnya, melainkan karena kejadian unik sekaligus kontroversial saat ia memasak 200 kilogram rendang di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), salah satu ikon Kota Palembang, Sumatera Selatan. Rendang yang dimasak dalam jumlah besar tersebut dikabarkan lenyap dalam waktu singkat, bahkan disebut-sebut hanya dalam satu menit setelah selesai dimasak. Peristiwa ini sontak menjadi viral dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warganet. Pihak kepolisian pun akhirnya angkat bicara dan membeberkan kronologi kejadian serta beberapa kejanggalan yang mereka temukan.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ilir Barat 1 Palembang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ricky Mozam, membenarkan adanya kegiatan memasak rendang oleh Willy Salim di kawasan BKB. Ia menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan terkait adanya seorang artis yang hendak melakukan kegiatan berbagi di area tersebut. Sebagai langkah pengamanan, Polsek Ilir Barat 1 kemudian menurunkan sebanyak 20 personel kepolisian untuk mengawal jalannya acara.
“Ya, benar. Awalnya kami menerima laporan bahwa ada seorang artis yang hendak melakukan kegiatan berbagi di bulan Ramadan di kawasan BKB. Sebagai tindak lanjut, kami menurunkan 20 anggota dari Polsek Ilir Barat 1 untuk melakukan pengamanan kegiatan tersebut. Acara itu dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2025, sore hari di pelataran BKB Palembang,” kata AKP Ricky Mozam kepada detikSumbagsel, Jumat, 21 Maret 2025.
Polisi Hanya Amankan, Tak Terlibat Konsep Acara
Lebih lanjut, AKP Ricky Mozam menjelaskan bahwa tim dari Willy Salim memang melakukan kegiatan memasak rendang dengan jumlah yang sangat besar, mencapai 200 kilogram daging. Namun, dalam kegiatan tersebut, peran pihak kepolisian hanyalah sebatas melakukan pengawasan dan pengamanan. Polisi tidak terlibat dalam perencanaan konsep acara maupun proses pembagian rendang kepada masyarakat.
“Saat proses memasak dari awal, kami melihat tim dari Willy Salim sudah berinteraksi dan mengajak masyarakat untuk mendekat ke lokasi. Jika memang tujuannya adalah untuk dibagikan secara teratur, seharusnya ketika rendangnya sudah benar-benar matang, barulah masyarakat dipanggil dan dilakukan pembagian yang tertib,” ungkap AKP Ricky Mozam.
Kejanggalan Saat Rendang Diserbu Warga
Menurut penuturan Kapolsek Ilir Barat 1, kejanggalan mulai terlihat ketika Willy Salim meninggalkan lokasi sejenak untuk pergi ke toilet. Saat itu, tim Willy Salim masih berada di sekitar lokasi memasak. Namun, ketika rendang yang baru selesai dimasak tersebut tiba-tiba diserbu oleh warga yang ada di sekitar BKB, tidak ada satu pun anggota tim Willy Salim yang terlihat melakukan teguran atau memberikan perintah kepada anggota kepolisian yang berjaga untuk menahan antusiasme warga.
“Saat rendang itu mulai diambil oleh masyarakat secara spontan, tidak ada satu pun dari tim Willy Salim yang berinisiatif untuk menegur atau mengarahkan masyarakat agar tidak mengambil rendang yang belum siap dibagikan. Mereka hanya diam saja menyaksikan kejadian tersebut. Anggota kepolisian kami yang bertugas juga tidak ada yang mendapatkan perintah dari tim Willy Salim untuk melakukan tindakan pencegahan atau menertibkan warga. Sebagai pihak keamanan, selama kegiatan tersebut masih dalam batas kondusif, menurut kami itu masih dalam situasi yang normal,” beber AKP Ricky Mozam.
Polisi Kecewa Jika Hilangnya Rendang Hanya Settingan Konten
Lebih lanjut, AKP Ricky Mozam mengaku belum bisa memastikan apakah kejadian hilangnya 200 kilogram rendang dalam waktu singkat tersebut merupakan bagian dari skenario yang telah diatur sebelumnya (settingan) untuk keperluan konten media sosial, atau memang kejadian nyata di luar kendali. Hal ini dikarenakan, berdasarkan laporan dari anggota kepolisian yang berjaga di lokasi, tidak ada komunikasi atau koordinasi dari pihak tim Willy Salim yang meminta polisi untuk ikut merekayasa kejadian tersebut.
“Kalau memang benar kejadian hilangnya rendang itu merupakan bagian dari settingan konten, kami tentu merasa kecewa dengan Willy Salim dan timnya. Karena seharusnya, jika ada rencana seperti itu, mereka melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak kepolisian yang bertugas melakukan pengamanan. Namun, hingga saat ini, kami masih belum bisa memastikan apakah ini benar-benar settingan atau bukan,” tutup AKP Ricky Mozam.
Reaksi Warganet dan Spekulasi di Media Sosial
Kabar mengenai hilangnya 200 kilogram rendang Willy Salim di BKB Palembang dalam waktu singkat ini dengan cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial. Berbagai spekulasi dan komentar pun bermunculan dari warganet. Sebagian warganet menduga bahwa kejadian ini memang sengaja dibuat sebagai bagian dari konten untuk menarik perhatian dan meningkatkan popularitas Willy Salim. Mereka menilai bahwa hilangnya rendang dalam waktu satu menit adalah hal yang tidak mungkin terjadi jika tidak ada unsur kesengajaan.
Namun, sebagian warganet lainnya berpendapat bahwa kejadian tersebut mungkin saja terjadi karena antusiasme warga yang sangat tinggi untuk mendapatkan rendang gratis dari konten kreator terkenal tersebut. Mereka menganggap bahwa dalam situasi keramaian, apalagi saat bulan Ramadan di mana banyak orang mencari makanan untuk berbuka puasa, kejadian seperti itu bisa saja terjadi secara spontan.
Willy Salim Belum Berikan Klarifikasi Resmi
Hingga berita ini diturunkan, Willy Salim sendiri belum memberikan klarifikasi resmi terkait dengan kejadian hilangnya 200 kilogram rendang yang ia masak di BKB Palembang. Akun media sosial Willy Salim juga belum memberikan pernyataan apapun mengenai insiden yang viral tersebut. Publik tentu menantikan penjelasan dari Willy Salim untuk mengetahui kebenaran di balik kejadian ini. Apakah ini benar-benar aksi spontan warga yang berebut rendang, ataukah hanya bagian dari strategi konten yang telah direncanakan?
Dampak Terhadap Citra Konten Kreator
Kejadian ini tentu dapat memberikan dampak terhadap citra Willy Salim sebagai seorang konten kreator. Jika terbukti bahwa hilangnya rendang tersebut hanyalah sebuah settingan untuk konten, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemarnya dan masyarakat luas. Mereka mungkin akan merasa dibohongi dan mempertanyakan kredibilitas konten-konten Willy Salim di masa depan.
Namun, jika kejadian tersebut memang benar-benar di luar kendali dan merupakan respons spontan dari masyarakat, hal ini justru bisa menjadi cerita unik yang akan semakin melambungkan nama Willy Salim. Ia akan dianggap sebagai sosok yang dermawan dan mampu menarik perhatian banyak orang.
Pelajaran bagi Konten Kreator Lainnya
Insiden ini juga dapat menjadi pelajaran berharga bagi para konten kreator lainnya, terutama yang sering membuat konten di ruang publik dan melibatkan banyak orang. Penting bagi mereka untuk selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti aparat keamanan, dan mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan dan ketertiban saat membuat konten yang melibatkan masyarakat banyak. Selain itu, kejujuran dan transparansi dalam membuat konten juga menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik. (emen)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.