Politik

5 Paslon Berebut Kursi Gubernur di Pilgub Sumsel, Bagindo Togar: Hanya Tiga Paslon yang Pasti

×

5 Paslon Berebut Kursi Gubernur di Pilgub Sumsel, Bagindo Togar: Hanya Tiga Paslon yang Pasti

Share this article
5 Paslon Berebut Kursi Gubernur di Pilgub Sumsel, Bagindo Togar: Hanya Tiga Paslon yang Pasti
5 Paslon Berebut Kursi Gubernur di Pilgub Sumsel, Bagindo Togar: Hanya Tiga Paslon yang Pasti

Palembang, Nusaly.comPilgub Sumsel (Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan) tahun ini diprediksi akan menjadi salah satu kontestasi politik paling sengit. Sebanyak lima pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur telah menyatakan niat mereka untuk maju. Mereka adalah Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (Matahati), Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Holda-Meli Mustika (Home), Eddy Santana Putra-Andi Asmara, dan Heri Amalindo-Popo Ali.

Prediksi Pengamat: Hanya Tiga Paslon yang Pasti

Pengamat politik Sumatera Selatan, Bagindo Togar, mengungkapkan bahwa dari kelima Paslon yang sudah menyatakan maju, hanya dua yang telah memastikan tiket partai. Tiga lainnya masih dalam proses pencarian dukungan.

KPU OKI

“Iya, saat ini setidaknya ada lima Paslon yang menyatakan maju, tapi prediksi kemungkinan hanya ada tiga Paslon yang akan bersaing di Pilgub Sumsel nanti. HDCU dan Matahati sudah mendapat tiket partai, sedangkan tiga Paslon lain masih mencari tiket,” ujar Bagindo saat dikonfirmasi, Jum’at (7/6/2024).

Dukungan Partai Politik: HDCU dan Matahati Unggul

HDCU dikabarkan sudah mendapat dukungan dari NasDem dan Demokrat. Gabungan kedua partai ini sudah mencukupi syarat minimal pencalonan sebanyak 18 kursi, dengan NasDem memiliki 10 kursi dan Demokrat 8 kursi. Syarat minimal pencalonan adalah 20% dari total 75 kursi di DPRD Sumsel, atau setara 15 kursi.

Sementara itu, Matahati diusung oleh Gerindra dan Golkar. Gabungan kedua partai ini memiliki 23 kursi, dengan Golkar 12 kursi dan Gerindra 11 kursi. Hal ini memastikan posisi mereka di Pilgub Sumsel.

PDIP dan Dilema Pilihan Calon

PDIP yang memiliki 9 kursi di DPRD Sumsel belum menentukan calon antara Holda-Meli Mustika atau Heri Amalindo-Popo Ali. Kedua nama ini adalah kader partai yang kuat. Bagindo Togar menilai bahwa Heri Amalindo memiliki nilai lebih dan kemungkinan besar akan dipilih oleh PDIP. Namun, dengan hanya 9 kursi, PDIP masih membutuhkan dukungan tambahan dari partai lain.

“Kemungkinan besar PDIP akan memilih Heri Amalindo karena dia memiliki nilai lebih dibandingkan kader lain. Tapi, PDIP dengan 9 kursi masih kurang, sehingga membutuhkan tambahan kursi dari partai politik lain,” tambah Bagindo.

Popo Ali, Bupati OKU Selatan, yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar, kemungkinan akan mencari dukungan partai lain karena Golkar sudah mengarahkan dukungannya kepada Anita Noeringhati. Ini membuat pasangan Heri Amalindo-Popo Ali perlu mencari dukungan dari partai lain untuk mencukupi syarat minimal pencalonan.

Perebutan Dukungan Partai

Perebutan dukungan partai masih berlangsung hingga pendaftaran Paslon di KPU pada Agustus mendatang. Beberapa partai seperti PKB dengan 7 kursi dan PAN dengan 6 kursi belum memutuskan dukungannya. PKS dengan 7 kursi diprediksi akan merapat ke Matahati, mengingat komunikasi yang intens antara kedua pihak.

“Kalau PKS dengan 7 kursi, saya melihatnya bakal merapat ke Matahati karena sudah terlihat komunikasi yang cukup intens antara keduanya. Jadi, PKB dan PAN bisa jadi penentu Paslon ketiga,” ungkapnya.

Eddy Santana Putra-Andi Asmara masih bersaing dengan Heri-Popo untuk mendapatkan tiket terakhir. Eddy Santana, mantan Wali Kota Palembang dua periode, membutuhkan dukungan dari PKB dan PAN. Gabungan kedua partai ini baru mencukupi 13 kursi, sehingga tambahan dukungan diharapkan dari partai kecil lainnya seperti PPP (2 kursi), Perindo (1 kursi), PKN (1 kursi), atau Hanura (1 kursi).

Paslon Home dan Harapan di Masa Depan

Pasangan Holda-Meli Mustika yang mengandalkan isu gender, saat ini masih dianggap sebagai penggembira saja. Meskipun begitu, mereka telah berinvestasi untuk Pilkada setelah ini, dan usahanya untuk masuk radar politik sudah terlihat.

“Tapi, setidaknya keduanya sudah berinvestasi untuk persiapan Pilkada setelah ini. Mereka sudah berusaha untuk masuk radar politik,” imbuhnya.

Strategi dan Tantangan Pilgub Sumsel

Pilkada Sumsel tahun ini menghadirkan berbagai tantangan dan strategi unik dari masing-masing Paslon. Setiap pasangan calon berupaya untuk menarik simpati masyarakat dengan program dan visi misi yang mereka tawarkan. Persaingan sengit ini tentu akan menjadi perhatian utama tidak hanya bagi warga Sumsel, tetapi juga bagi para pengamat politik nasional.

Bagindo Togar menyatakan, “Perebutan kursi masih akan terjadi jelang pendaftaran Paslon di KPU pada Agustus nanti. Saat ini, partai yang belum memutuskan calon antara lain PKB dengan 7 kursi dan PAN 6 kursi. Kalau PKS dengan 7 kursi saya melihatnya bakal merapat ke Matahati, karena sudah terlihat komunikasi yang cukup intens antara keduanya. Jadi, PKB dan PAN bisa jadi penentu Paslon ketiga.”

Persaingan di Pilkada Sumsel tahun ini sangat ketat, dengan lima Paslon yang memiliki kekuatan dan strategi masing-masing. Hingga saat ini, baru dua Paslon yang telah mengamankan tiket partai, sementara tiga lainnya masih dalam proses pencarian dukungan. Dengan berbagai dinamika yang terjadi, Pilkada Sumsel diprediksi akan menjadi ajang kontestasi politik yang menarik dan menentukan arah masa depan Sumatera Selatan. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

KPU OKI