Palembang

Kuatkan Persatuan, 16 Eks Narapidana Terorisme Ikuti Upacara HUT RI di Palembang

Wali Kota Palembang Ratu Dewa menyebut keterlibatan 16 mantan terpidana terorisme dalam upacara kemerdekaan sebagai bukti nyata semangat persatuan dan kecintaan mereka terhadap tanah air.

Kuatkan Persatuan, 16 Eks Narapidana Terorisme Ikuti Upacara HUT RI di Palembang
Kuatkan Persatuan, 16 Eks Narapidana Terorisme Ikuti Upacara HUT RI di Palembang. Foto: Dok. Irawan/detik.com

PALEMBANG, NUSALY – Di tengah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kota Palembang menggelar upacara yang mengusung pesan persatuan mendalam. Sebanyak 16 mantan terpidana kasus terorisme turut serta dalam upacara yang digelar di kawasan Jakabaring Sport City (JSC), Minggu (17/8/2025), sebuah momen yang menjadi simbol kuat dari keberhasilan program deradikalisasi.

Wali Kota Palembang, H. Ratu Dewa, menyebut kehadiran mereka sebagai wujud nyata keberhasilan pembinaan. “Alhamdulillah, tahun ini kita bisa mengajak saudara-saudara kita mantan warga binaan untuk ikut bersama-sama merayakan HUT RI. Ini wujud kecintaan mereka terhadap tanah air,” katanya kepada wartawan.

Simbol Deradikalisasi, Wujud Persatuan di Lapangan Upacara

Partisipasi 16 mantan terpidana terorisme dalam upacara bendera ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah bukti konkret dari upaya deradikalisasi yang sistematis dan kolaboratif. Dengan berdiri di tengah-tengah masyarakat dan para pejabat, mereka menunjukkan komitmen untuk kembali menjadi bagian utuh dari bangsa Indonesia, meninggalkan masa lalu kelam di belakang.

Ini adalah pesan kuat bahwa negara, melalui pemerintah daerah, siap merangkul kembali warganya dan memberikan kesempatan kedua.

Kisah Yusuf Arifin, Menemukan Kembali Nasionalisme di HUT RI

Bagi Yusuf Arifin (40), salah satu peserta, momen ini menjadi pengalaman yang sangat berharga. Ia mengaku sangat terharu bisa ikut serta dalam upacara bendera untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya ikut di Banyuasin. Pengalaman ini baginya melampaui formalitas.

“Rasanya luar biasa. Saya merasa bisa diterima kembali, bisa bergaul tanpa melihat perbedaan ras ataupun golongan,” ungkap Yusuf, menegaskan bahwa upacara ini memberinya kesempatan untuk meneguhkan kembali nasionalismenya.

Kisah Yusuf menjadi cerminan bahwa semangat persatuan dan kebangsaan adalah kunci untuk memulihkan individu yang pernah tersesat, memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik. (desta)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version