Banner Pemprov Sumsel Pemutihan Pajak
Data & Visual

Gerbera di Lumbung Komoditas, Visi SKK Migas Menanam Fondasi Energi Abadi

×

Gerbera di Lumbung Komoditas, Visi SKK Migas Menanam Fondasi Energi Abadi

Sebarkan artikel ini
Gerbera di Lumbung Komoditas, Visi SKK Migas Menanam Fondasi Energi Abadi
Pemandangan udara Mesuji Makmur, OKI, menunjukkan harmonisasi antara pemukiman padat dan hamparan Karet/Sawit. Eksplorasi Gerbera bertujuan menjadikan wilayah ini sebagai lumbung energi, sekaligus membiayai pembangunan infrastruktur vital. Foto: Dok. Istimewa

Di tengah kontras lahan karet, sawit, dan tebu yang menopang 56.663 jiwa, Survei Seismik 2D Gerbera adalah penanda janji energi. Meskipun lintasan utamanya membentang hingga 688,65 kilometer melintasi Lampung, kehadiran 5 kilometer lintasan di Ogan Komering Ilir (OKI) ini adalah kunci strategis. Proyek eksplorasi yang direncanakan Pertamina EP dan SKK Migas mulai Desember 2025 ini adalah realisasi nyata strategi negara untuk menjamin ketahanan energi jangka panjang dan menopang ekonomi daerah, sejalan dengan upaya mewujudkan Asta Cita di bidang Ketahanan Energi Nasional.

Sejak matahari pertama menyentuh bumi Sumatera Selatan, Kecamatan Mesuji Makmur di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) telah menjadi pilar kokoh bagi ekonomi komoditas nasional. Aroma getah karet yang tajam mendominasi udara, sejalan dengan data Dinas Perkebunan 2023 yang mencatat areal terluas diduduki Karet sebesar 20.412 hektar, diikuti Kelapa Sawit (2.330 ha) dan Tebu (2.136 ha). Kontribusi komoditas ini sangat vital: produksi tebu tahunan mencapai 150.000 ton, kelapa sawit 19.235 ton, dan karet 18.420 ton.

Grafik BPS Luas Areal Tanaman
Infografis BPS: Luas areal tanaman perkebunan di Kecamatan Mesuji Makmur tahun 2023, menunjukkan dominasi Karet yang menjadi lumbung komoditas utama daerah. Foto: Dok. BPS OKI

Inilah jantung ekonomi Mesuji Makmur, sebuah wilayah seluas 464,43 km2 yang terbagi menjadi 19 desa definitif. Desa Kampung Baru, yang menjadi salah satu titik fokus Gerbera, adalah desa terluas dengan cakupan 54 km² (Data Bagian Pemerintahan Daerah OKI 2023. Wilayah ini adalah rumah bagi 56.663 jiwa penduduk—terdiri dari 29.338 laki-laki dan 27.335 perempuan, dengan rasio jenis kelamin 107—yang 122 jiwa/km2 di antaranya berjuang di kawasan terpencil, terpisah 130 kilometer dari hiruk pikuk Ibu Kota Kabupaten Kayuagung.

Grafik BPS Luas Desa
Data Luas Daerah per Desa/Kelurahan di Mesuji Makmur, mencatat Desa Kampung Baru sebagai yang terluas (54 km²). Foto: Dok. BPS OKI

Kini, narasi perkebunan itu bergeser, namun tidak tergantikan.

Mesuji Makmur tengah bersiap menjadi panggung perburuan energi nasional. Kehadiran rencana Survei Seismik 2D Gerbera yang digagas Pertamina EP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) adalah penanda definitif. Sr Manager Subsurface Exploration Area 4 (VIP) Pertamina EP, Pujo Ponco Prasetyo Atmojo, menjelaskan bahwa survei ini baru berupa pengambilan data awal, namun memiliki nilai strategis tinggi. Lintasan seismik total sepanjang 688,65 km secara umum melintasi Lampung dan Sumsel, namun kehadiran 5 km lintasan krusial di OKI, khususnya di Desa Kampung Baru, sudah cukup menempatkan Mesuji Makmur pada peta eksplorasi nasional.

Ini bukanlah proyek produksi, melainkan investasi fondasi. Seperti yang disampaikan oleh Pengawas Internal SKK Migas, Irjen Pol Ibnu Suhaendra, kegiatan yang akan berlangsung mulai Desember 2025 hingga Agustus 2026 ini adalah “langkah awal pembuktian potensi cadangan migas” yang memiliki nilai strategis tak ternilai bagi ketahanan energi nasional. Pujo Ponco juga secara eksplisit menyebutkan bahwa Program tersebut merupakan bagian dari upaya mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang Ketahanan Energi Nasional.

Visi Strategis Nasional: Membuka Gerbang Cekungan Frontier

Survei Seismik 2D Gerbera adalah kristalisasi langsung dari strategi eksplorasi agresif yang didorong SKK Migas untuk mengamankan kebutuhan energi jangka panjang. Visi mengejar Target Jangka Panjang 1 Juta Barel Minyak per Hari (BOPD) pada 2030 membutuhkan penemuan cadangan baru dalam skala besar dan Gerbera adalah salah satu ujung tombak dari upaya masif ini.

Rikky Rahmat Firdaus, Deputi Eksplorasi SKK Migas, menekankan bahwa urgensi eksplorasi didasarkan pada fakta bahwa dari 128 cekungan hidrokarbon yang dimiliki Indonesia, baru 20 cekungan yang sudah berproduksi. Angka ini adalah panggilan bagi industri hulu migas untuk lebih agresif dalam memetakan potensi sisa yang tersebar di wilayah seperti OKI. SKK Migas menargetkan pengeboran 50–60 sumur eksplorasi setiap tahun; sebuah komitmen investasi harian yang bertujuan memperkuat ketahanan energi. Kondisi geologi yang menjanjikan namun minim data, menempatkan OKI sebagai “cekungan frontier” strategis yang vital untuk dibuktikan.

Analis Operasi SKK Migas Perwakilan Sumbagsel (VIP), M Husin Arrizki, menyebut kegiatan survei ini diibaratkan mencari lapisan bawah tanah yang menjanjikan, namun belum memiliki data yang cukup. Kegiatan ini adalah untuk memetakan secara detail. Keberanian SKK Migas dan Pertamina EP menempatkan 5 km lintasan di OKI sebagai lokasi survei membuktikan komitmen untuk mengejar target nasional. Targetnya jelas: Jika Gerbera sukses menemukan cadangan, proyek ini akan menjadi bagian krusial yang menopang target penambahan 1.154 Juta Barel Setara Minyak (MMBOE) yang ditargetkan SKK Migas hingga akhir 2025, melanjutkan capaian contingent resource yang sudah mencapai 919 MMBOE hingga Juni. Inilah yang menjadikan industri hulu migas pilar utama ketahanan energi—memastikan pasokan stabil bagi generasi mendatang, jauh dari isu geopolitik energi global.

Ilustrasi Surveyor Hutan
Ilustrasi: Tim surveyor bekerja di tengah hutan/vegetasi lebat, menunjukkan tantangan lapangan yang dihadapi tim eksplorasi Pertamina EP dalam mempersiapkan Survei Gerbera. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi

Efisiensi Birokrasi Mendukung Kecepatan Eksplorasi

Keberhasilan eksplorasi di wilayah terpencil tidak hanya bergantung pada kualitas geologi, tetapi juga dukungan birokrasi yang efisien. SKK Migas telah bertransformasi menjadi institusi yang mendukung percepatan investasi.

Tommy W. Poerwanto, Head of Work Program and Budgeting Strategy SKK Migas, menyoroti peningkatan success ratio temuan cadangan yang melonjak drastis dari 56% pada 2020 menjadi 84% pada 2022. Kenaikan 28 poin persentase dalam dua tahun ini adalah bukti dari iklim investasi yang semakin kondusif, didukung oleh penyederhanaan birokrasi. Dukungan operasional pun tak kalah impresif. Maria Kristanti Wiharto, Head of the National Capacity and Quality Assurance SKK Migas, mengungkapkan bahwa melalui pengembangan platform digital, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tahap approval tender hingga hasil tender di SKK Migas selama periode April 2025 hanya 7,32 hari kerja, jauh di bawah target 15 hari kerja. Kecepatan ini menghemat hingga $344,41 juta dari sisi nilai.

Efisiensi yang menghasilkan penghematan dana dan waktu ini adalah sinyal kuat bagi Pertamina EP: proyek strategis Gerbera yang menyentuh 5 km di Mesuji Makmur akan mendapatkan dukungan administrasi yang cepat, memungkinkan tim eksplorasi fokus sepenuhnya pada pembuktian cadangan. Perpaduan antara geologi yang menjanjikan, dukungan politik (Asta Cita), dan birokrasi yang responsif adalah resep untuk mencapai keberhasilan eksplorasi yang optimal.

Transformasi Ekonomi Regional: Harapan Fiskal dan Infrastruktur

Proyek Gerbera membawa harapan baru bagi 56.663 jiwa penduduk Mesuji Makmur untuk mengatasi tantangan pembangunan yang melekat pada wilayah yang secara geografis terjepit.

Ir H Asmar Wijaya, Sekretaris Bupati OKI, menjelaskan bahwa secara historis OKI memiliki potensi besar yang belum terekspos (seperti tambang batubara di Tulung Selapan), namun OKI saat ini sangat bergantung pada dana pusat. Beliau mengakui, “Selama ini Kabupaten OKI ini bergantung dengan dana pusat.” Oleh karena itu, mencari sumber pendapatan lain sangatlah penting.

Proyeksi Kenaikan DBH dan PAD: Harapan tertumpu pada potensi migas Gerbera yang ke depannya dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Staf Khusus Menteri ESDM, Nanang Abdul Manaf, secara eksplisit berharap OKI/Lampung tidak hanya kaya hasil perkebunan, tetapi juga menjadi lumbung energi, sebuah transformasi identitas ekonomi daerah.

Foto Jalan Tanah/Tebu
Realitas jalan tanah di Mesuji Makmur. Akses yang didominasi tanah ini membebani logistik hasil panen tebu dan karet, memperkuat urgensi Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk perbaikan infrastruktur. Foto: Dok. Istimewa

Implikasi DBH pada Pembangunan: DBH Migas ini akan menjadi kunci dalam mengatasi keterbatasan infrastruktur. Menurut data BPS, meskipun sarana transportasi utama adalah darat, sebagian besar jenis permukaan jalan di daerah ini adalah tanah, meskipun masih dapat dilalui sepanjang tahun. Kondisi jalan ini sangat membebani logistik komoditas utama (Karet 20.412 ha, Tebu 150.000 ton) yang harus didistribusikan dari lokasi yang berjarak 130 kilometer dari Kayuagung. Potensi DBH Migas akan menjadi fondasi fiskal yang membiayai perbaikan jalan produksi secara permanen.

Lebih lanjut, dana ini sangat krusial untuk layanan publik yang tersebar di 19 desa. Data BPS menunjukkan bahwa Mesuji Makmur ditunjang 2 Puskesmas dan 12 Puskesmas Pembantu, serta 6 unit SMA/sederajat. DBH akan memastikan fasilitas ini dapat ditingkatkan kualitasnya dan menjangkau kepadatan penduduk yang bervariasi (tertinggi di Sumber Mulya 228 jiwa/km2, terendah di Mesuji Makmur 67 jiwa/km2). Harapan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal untuk meningkatkan DBH dan Participating Interest (PI) 10 % semakin memperkuat skenario pembangunan daerah secara mandiri.

Studi Kasus: Meniru Sukses South Sumatra Block

Untuk melihat potensi Gerbera dalam jangka panjang, kita dapat berkaca pada sukses South Sumatra Block yang dikelola Medco E&P (KKKS) selama lebih dari tiga dekade. Blok ini bukan hanya produsen energi, tetapi pemasok bahan baku bagi industri strategis.

Pada 2024, South Sumatra Block mencatat produksi gas mencapai 53,62 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), yang secara konsisten memasok kebutuhan industri besar dan strategis. Gas ini menjadi input vital bagi:

  1. PT Pupuk Sriwijaya (Pusri): Menjamin ketersediaan gas untuk produksi pupuk yang menopang sektor pertanian nasional, termasuk perkebunan di OKI.
  2. PLN: Mendukung pembangkit listrik untuk stabilitas energi regional.
  3. PGN: Memperluas jaringan gas kota dan industri.

Heru Setyadi, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menegaskan bahwa keberhasilan ini membuktikan pentingnya sinergi antara SKK Migas dan KKKS dalam menopang energi Indonesia. Jika potensi cadangan di Mesuji Makmur dapat dikembangkan, wilayah tersebut dapat mengulang atau bahkan melampaui kontribusi South Sumatra Block, menjadikannya tulang punggung suplai gas baru untuk industri hilir di kawasan regional Sumatera, yang pada akhirnya memperkuat pertumbuhan industri nasional yang berkelanjutan.

Akuntabilitas Sosial dan Pembangunan Berkelanjutan

Komitmen SKK Migas dan Pertamina EP dalam proyek Gerbera tidak berhenti pada angka cadangan dan DBH, tetapi merambah pada aspek sosial dan lingkungan.

Pemberdayaan Lokal dan Dukungan Komunitas

Kegiatan di Mesuji Makmur dirancang untuk memberikan dampak berganda ekonomi instan dan jangka panjang bagi 56.663 jiwa penduduk. Di tahap survei, proyek ini menuntut rekrutmen tenaga kerja lokal untuk logistik, keamanan, dan jasa penunjang, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di 19 desa, terutama di area fokus 5 km lintasan yang melintasi Desa Kampung Baru. Analis Operasi SKK Migas M Husin Arrizki secara langsung menyatakan, kegiatan ini diharapkan memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Pemberdayaan Lokal dan Dukungan Komunitas
Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Survei Seismik 2D Gerbera di OKI ($\text{16}$ Oktober $\text{2025}$). Sinergi Pertamina EP/SKK Migas, Pemda, dan Forkompimda menjadi kunci sukses program eksplorasi ini. Foto: Dok. Diskominfo OKI

Dukungan infrastruktur pun tidak luput dari perhatian. Meskipun Mesuji Makmur memiliki 8 pasar, 1 minimarket, dan 1 penggilingan padi, pergerakan roda ekonomi membutuhkan komunikasi yang lancar. Fakta menarik dari BPS adalah meskipun jalan darat sebagian besar tanah, kondisi sinyal telepon seluler di Mesuji Makmur sudah kuat di setiap desa. Jaringan komunikasi yang baik ini menjadi modal vital untuk koordinasi proyek yang efisien dan penyebaran informasi secara luas kepada masyarakat.

Lebih jauh, potensi migas di OKI akan dipastikan melibatkan rakyat lokal sebagai pelaku, bukan sekadar penonton. Komitmen pemberdayaan ini diperkuat oleh regulasi yang memihak daerah. Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja membuka peluang bagi BUMD, koperasi, dan UMKM untuk terlibat. Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, menjelaskan bahwa melalui skema ini, daerah dapat memperoleh saham partisipasi yang signifikan dalam pengelolaan sumur. Benny Hidajat Sidik, Vice President Production and Project PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menegaskan bahwa kerja sama ini mencakup transfer teknologi dan penekanan pada standar keselamatan (HSSE).

Inovasi Lingkungan dan Komitmen Emisi Rendah

Selain aspek sosial, isu lingkungan menjadi perhatian utama. SKK Migas menegaskan bahwa eksplorasi harus sejalan dengan strategi efisiensi biaya dan pengurangan emisi karbon, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris.

Di South Sumatra Block, Medco E&P telah membuktikan komitmen ini dengan melaksanakan sejumlah inisiatif seperti Fuel gas optimization, flare gas utilization (pemanfaatan gas buang), dan penonaktifan Enclosed Ground Flare. Inovasi tersebut berhasil menekan emisi hingga 54.000 ton COâ‚‚e per tahun, sekaligus meningkatkan efisiensi energi dan nilai ekonomi tambahan. Komitmen terhadap aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) serta teknologi rendah emisi ini akan menjadi panduan mutlak dalam pelaksanaan Gerbera. Hal ini memastikan bahwa wilayah perkebunan Mesuji Makmur yang didominasi karet (20.412 ha) tetap menjadi lumbung komoditas yang sehat, sementara cadangan energinya digali secara bertanggung jawab tanpa mengorbankan kualitas lingkungan.

Mengejar Visi Energi Abadi

Survei Seismik 2D Gerbera di OKI adalah simbol kebijakan energi yang realistis. Di saat Indonesia gencar menggalakkan energi terbarukan, migas berperan sebagai jembatan energi yang menjamin stabilitas, pasokan bahan baku industri, dan mendukung transisi menuju energi bersih.

Staf Khusus Menteri ESDM, Nanang Abdul Manaf, merangkum visi ini, berharap OKI/Lampung tidak hanya kaya hasil perkebunan, tetapi juga menjadi lumbung energi.

Di Mesuji Makmur, OKI, komoditas (150.000 ton tebu) dan potensi energi (1.154 MMBOE) kini dipertemukan. Meskipun lintasan di OKI hanya 5 km dari total 688,65 km, aktivitas SKK Migas dan Pertamina EP di wilayah 130 kilometer dari ibu kota ini adalah bukti bahwa industri hulu migas adalah pilar kokoh yang bekerja di balik layar. Proyek Gerbera adalah investasi jangka panjang untuk 56.663 jiwa penduduk Mesuji Makmur, memastikan bahwa pembangunan nasional dan kesejahteraan daerah dapat berjalan beriringan.

Keberhasilan Gerbera, seperti yang diungkapkan Gubernur Lampung, akan menjadi “bekal yang kita berikan bagi anak cucu kita nantinya,” menjamin ketahanan abadi Bangsa Indonesia.

(dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.