Banner Pemprov Sumsel Pemutihan Pajak
Headline

InklusiLand 2025, Transformasi Gerakan Disabilitas dari Seremonial Menuju Kolaborasi Berkelanjutan

×

InklusiLand 2025, Transformasi Gerakan Disabilitas dari Seremonial Menuju Kolaborasi Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) mentransformasi peringatan Hari Disabilitas Internasional menjadi InklusiLand, sebuah festival inklusi terbesar yang mengintegrasikan keberagaman sosial dengan keberlanjutan lingkungan. Perayaan ini bukan hanya momentum afirmatif, tetapi gerakan monumental yang didukung penuh pemerintah daerah dan menggarisbawahi komitmen Indonesia terhadap SDG's.

InklusiLand 2025, Transformasi Gerakan Disabilitas dari Seremonial Menuju Kolaborasi Berkelanjutan
InklusiLand 2025, Transformasi Gerakan Disabilitas dari Seremonial Menuju Kolaborasi Berkelanjutan. (Dok. Istimewa)

TANGERANG, NUSALYHari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2025 menjadi penanda lahirnya sebuah pendekatan baru dalam gerakan inklusi di Indonesia. Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB), di bawah kepemimpinan inspiratif Cahaya Manthovani, menghadirkan “InklusiLand: Everyone Shines, Everyone Matters” sebagai perayaan publik perdana yang dirancang sistematis dan berkelanjutan.

Festival yang dihadiri lebih dari 3.500 peserta ini bertujuan mengubah peringatan HDI yang selama ini bersifat seremonial menjadi gerakan sosial monumental yang memberdayakan dan membuka ruang partisipasi penuh bagi penyandang disabilitas.

Filosofi gerakan ini berakar dari gagasan dan perjuangan Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., LLM, yang bertahun-tahun menyuarakan pentingnya ruang publik yang setara, aman, dan mudah diakses. YIPB meyakini bahwa setiap individu disabilitas memiliki kemampuan berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.

“InklusiLand bukan sekadar festival, ini adalah gerakan. Ketika kita menjaga lingkungan, kita sedang membuka akses dan ruang hidup bagi semua. InklusiLand adalah ruang untuk merayakan keberagaman, menghargai perjuangan, dan menyalakan semangat kolaborasi,” tegas Cahaya Manthovani, Inisiator InklusiLand sekaligus Ketua Harian YIPB.

Integrasi Inklusi dan Enam Pilar SDG’s

Mengusung tema besar “Hidupkan Cahayamu”, InklusiLand memadukan dimensi inklusivitas sosial dengan keberlanjutan lingkungan. Festival ini dirancang secara eksplisit untuk mendukung setidaknya enam Sustainable Development Goals (SDG’s), melalui rangkaian kegiatan yang menggabungkan inovasi, seni, olahraga adaptif, edukasi keluarga, dan wirausaha inklusif.

Integrasi antara isu disabilitas dan lingkungan terlihat jelas dalam desain Enam Zona Pengalaman (Experience Zones):

  1. Zona Lestari Para-Juara: Fokus pada olahraga adaptif (Mini Boccia, Podium Moment) untuk mendorong semangat prestasi dan afirmatif.
  2. Zona Ekspresi Lestari: Menggabungkan kreativitas dengan upcycle (mengolah gelas plastik) sebagai sarana perubahan menuju gaya hidup berkelanjutan.
  3. Zona Lestari Hijau: Mendorong kebiasaan memilah sampah (E-waste Sorting Game) dan berkebun, menghubungkan aksi kecil dengan dampak besar bagi bumi.
  4. Zona Wirausaha Sirkular: Menghadirkan pasar UMKM inklusif dan edukasi ekonomi sirkular, memastikan setiap transaksi adalah dukungan nyata bagi pelaku usaha difabel.
Baca juga  Ketua TP PKK Palembang Terjang Banjir Demi Warga Sakit, Sentuhan Empati di Tengah Pasang Surut Musi

Pendekatan ini menunjukkan bahwa gerakan inklusi tidak lagi parsial, melainkan menjadi bagian integral dari agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Kekuatan Kolaborasi Pemerintah Daerah

Legitimasi gerakan InklusiLand diperkuat oleh dukungan institusional yang masif. Festival ini terlaksana dengan dukungan penuh dari empat pemerintah daerah di sekitar lokasi: Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Keempat Pemda ini berkomitmen memperluas ekosistem inklusi dan memastikan ruang publik yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dukungan regional ini menunjukkan kesadaran bahwa implementasi kebijakan inklusi harus dimulai dari tingkat daerah dan menyentuh ekosistem sehari-hari.

Festival yang bertempat di ICE BSD Hall 10 ini juga turut dihadiri oleh sejumlah Menteri Republik Indonesia, termasuk Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Menteri Koperasi Ferry Juliantono, dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman, serta Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, menandakan dukungan penuh dari eksekutif pusat.

Kekuatan Kolaborasi Pemerintah Daerah
Kekuatan Kolaborasi Pemerintah Daerah. (dok. Istimewa)

Anugerah Inklusi: Merayakan Pelita Bangsa

Sebagai bentuk penghargaan dan amplifikasi praktik baik, YIPB juga memberikan Anugerah Inklusi Pelita Bangsa kepada empat tokoh yang dianggap telah memberikan dampak signifikan dalam upaya inklusi:

  1. Prof. Dr. Ali Muktiyanto (Rektor Universitas Terbuka): Diapresiasi atas upaya membuka akses pendidikan tinggi yang adil bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, lahir dari pengalaman pribadi beliau.
  2. Dr. Fauzi (Dosen Tuli & Akademisi): Penghargaan atas kontribusinya membuka jalan bagi disabilitas di dunia seni dan akademik, meraih gelar Doktor Seni Fotografi, dan menggunakan pendekatan visual inovatif dalam pedagogi.
  3. Rina Jayani (Founder Aluna Montessori): Diberi penghargaan karena mendirikan sekolah yang mengintegrasikan pendekatan Montessori dengan dukungan profesional tumbuh kembang, memberikan ruang belajar terstruktur bagi anak berkebutuhan khusus.
  4. Putri Ariani (Penyanyi Internasional): Diapresiasi atas kiprahnya yang membawa representasi positif disabilitas ke panggung dunia, menginspirasi generasi muda, dan membuktikan kualitas dapat menembus batas.
Baca juga  Kejati Sumsel Klarifikasi Kasus Novi, Penyiram Air Keras ke Penyandang Disabilitas

Perayaan ditutup dengan pertunjukan Simfoni Cahaya Penghidupan yang melibatkan Putri Ariani, Ghea Indrawari, dan Akusara Dance, yang berfungsi sebagai perayaan keberagaman dan persatuan.

“Perjalanan ini adalah hasil kerja bersama, dan kami bangga dapat melangkah bersama Anda semua. Semoga InklusiLand menjadi ruang bertumbuh, ruang belajar, dan ruang harapan,” pungkas Cahaya Manthovani, menegaskan bahwa gerakan inklusi adalah perjalanan kolektif menuju masa depan yang memberi tempat bagi semua.

(dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.