OGAN KOMERING ILIR, NUSALY — Medali emas cabang olahraga water ski nomor slalom team yang diraih Indonesia di SEA Games 2025 Thailand memiliki narasi yang lebih panjang daripada sekadar pencapaian atletik. Ia adalah cerita tentang terwujudnya mimpi masa kecil di sebuah danau yang pernah menjadi pusat perhatian nasional, yaitu Danau Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Pahlawan di balik medali emas itu adalah Indra Hadinata (29), atlet kelahiran Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam. Bagi Indra, Teluk Gelam bukan hanya kampung halaman, melainkan starting line dari karier internasionalnya.
Dua puluh satu tahun lalu, tepatnya pada September 2004, Danau Teluk Gelam menjadi venue bagi cabang olahraga dayung dan ski air pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI Sumatera Selatan. Keputusan menjadikan OKI sebagai tuan rumah PON saat itu merupakan hasil advokasi serius dari Bupati OKI kala itu, Ishak Mekki, yang melihat potensi besar kawasan tersebut sebagai arena olahraga air berstandar nasional.
“Waktu itu saya coba main ski air. Ternyata asyik,” kenang Indra Hadinata saat ditemui di Kayuagung, Minggu (14/12/2025). Kenangan itu menjadi titik balik: dari sekadar anak desa yang terpesona speedboat di tepi danau, ia memutuskan untuk jatuh cinta pada olahraga ini.
Legacy Kebijakan Olahraga Daerah
Prestasi Indra Hadinata di SEA Games 2025 menjadi studi kasus menarik mengenai dampak jangka panjang dari sebuah kebijakan pembangunan daerah. Pembangunan infrastruktur dan penyelenggaraan event olahraga besar, seperti PON, seringkali dikritik karena minimnya keberlanjutan. Namun, kisah Indra membuktikan sebaliknya.
Emas yang ia raih di Thailand tidak hanya kemenangan personal, tetapi juga jejak keberhasilan investasi yang ditanamkan oleh pemerintah daerah dua dekade lalu. “Ini salah satu hasil dari PON 2004 yang dulu diperjuangkan Pak Ishak Mekki, sampai Teluk Gelam jadi tuan rumah,” ujarnya, menautkan prestasinya dengan kebijakan yang membuka akses fasilitas dan minat olahraga di desanya.
Indra adalah representasi dari desentralisasi prestasi: atlet nasional tidak harus lahir dari pusat kota, melainkan dari potensi daerah yang didukung oleh kebijakan visioner. Kisah ini menegaskan fakta bahwa kebijakan publik yang visioner dan tepat sasaran mampu menciptakan bibit unggul dengan dampak jangka panjang.

Tantangan Keberlanjutan Fasilitas
Setelah PON berakhir, aktivitas olahraga air di Teluk Gelam sempat meredup. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Indra. Ia mengaku harus berjuang untuk latihan, jatuh, bangkit, dan jatuh lagi, seringkali tanpa fasilitas yang memadai.
Kondisi ini menjadi fokus bagi Indra saat menaruh harapan pada kepemimpinan daerah saat ini. Ia secara spesifik menyebut nama Bupati OKI saat ini, H. Muchendi Mahzareki (putra Ishak Mekki).
“Kalau dulu Pak Ishak Mekki, sekarang saya yakin Pak Muchendi bisa menghidupkan lagi Danau Teluk Gelam,” kata Indra penuh harap. Ia optimistis, OKI sebetulnya tidak kekurangan talenta. Saat ini saja, OKI sudah menyumbang tiga atlet ski air tanpa dukungan fasilitas yang optimal. “Kalau danau ini aktif lagi, saya yakin akan lahir lebih banyak atlet,” tambahnya.
Harapan ini menyoroti pekerjaan rumah bagi Pemkab OKI untuk mengaktifkan kembali aset olahraga yang ada. Mengaktifkan Teluk Gelam tidak hanya berarti memperbaiki infrastruktur, tetapi juga membangun ekosistem latihan dan kompetisi yang berkelanjutan, sejalan dengan visi pembangunan olahraga nasional.
Penghargaan Negara dan Respons KONI
Kepulangan Indra ke OKI disambut hangat oleh pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) OKI. Ketua KONI OKI, Agus Hasan, didampingi Sekretaris Iskandar Fuad, menyebut prestasi ini sebagai kebanggaan yang melampaui batas daerah. “Ini bukan hanya prestasi OKI, tapi sudah skala internasional, atas nama bangsa Indonesia,” kata Agus Hasan.
Kabar baik menyusul dari pemerintah pusat. Presiden Prabowo Subianto memastikan bonus sebesar Rp1 miliar bagi setiap atlet peraih medali emas SEA Games 2025. Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menegaskan bahwa bonus tersebut adalah bentuk penghormatan negara atas dedikasi atlet.
Bagi Indra Hadinata, yang telah empat kali membawa panji Merah Putih sejak SEA Games 2011 (perunggu), 2015 (perak), dan puncaknya emas 2025, perjalanan ini adalah penanda penting. Ia adalah bukti bahwa sebuah danau, sebuah kebijakan olahraga yang tepat, dan sebuah mimpi masa kecil, pada akhirnya, dapat bertemu di podium tertinggi internasional.
(puputzch)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






