Prabumulih, Nusaly.com – Kabar duka menyelimuti Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Prabumulih, Sumatera Selatan. Seorang tahanan rutan Prabumulih berinisial MS (31) ditemukan tewas tergantung di kamar mandi masjid rutan pada Jumat siang (10/5/2024).
Penemuan Tragis Usai Salat Jumat
Kejadian tragis ini terungkap setelah pelaksanaan salat Jumat. Ketika para tahanan dan narapidana kembali ke sel masing-masing, petugas rutan melakukan penghitungan rutin. Namun, MS tak terlihat di antara mereka.
Pencarian pun segera dilakukan. Petugas menyisir setiap sudut rutan, hingga akhirnya menemukan pintu kamar mandi masjid terkunci dari dalam. Ketukan berulang tak mendapat jawaban. Pintu pun didobrak, dan pemandangan memilukan terhampar di depan mata: MS telah tak bernyawa, tergantung dengan baju lengan panjangnya sendiri.
Baca juga: Tahanan Rutan Prabumulih Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi
Dugaan Depresi di Balik Keputusasaan
Kepala Rutan Kelas II B Prabumulih, Zulkipli Bintang, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa MS adalah tahanan kasus pencurian yang baru dua bulan mendekam di balik jeruji besi.
“MS masuk ke Rutan Kelas II B Prabumulih pada tanggal 1 Maret lalu,” ungkap Zulkipli. “Dia belum menjalani sidang dan vonis.”
Dugaan kuat mengarah pada depresi sebagai penyebab MS mengakhiri hidupnya. Menurut rekan satu selnya, MS kerap terlihat uring-uringan dan dihantui rasa bersalah terhadap ibunya yang sedang sakit. Beban pikiran ini diduga menjadi pemicu tindakan nekatnya.
“Sebelum ditemukan tewas menurut napi yang satu kamar dengannya mengatakan kalau MS ini sering uring-uringan karena memikirkan ibunya yang lagi sakit dan dia merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya,” ungkap Zulkipli.
Penyelidikan Polisi dan Duka Mendalam
Pihak rutan telah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian setempat. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap secara pasti motif di balik kematian MS.
Sementara itu, suasana duka menyelimuti Rutan Prabumulih. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental para tahanan.
Bukan Sekadar Angka, Mereka Manusia
Tragedi ini mengingatkan kita bahwa di balik jeruji besi, ada manusia-manusia yang tengah berjuang dengan berbagai masalah. Depresi, rasa bersalah, dan tekanan psikologis lainnya dapat menjadi beban berat yang tak tertahankan.
Penting bagi pihak rutan dan lembaga terkait untuk memberikan perhatian lebih pada aspek kesehatan mental para tahanan. Konseling, dukungan psikologis, dan kegiatan positif dapat menjadi langkah pencegahan agar kejadian serupa tak terulang.
Kematian MS di Rutan Prabumulih menjadi pengingat akan pentingnya memperhatikan kesehatan mental para tahanan. Di balik jeruji besi, mereka tetaplah manusia yang membutuhkan dukungan dan perhatian. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. ***