PALEMBANG, NUSALY – Kasus pengeroyokan Kepala Desa Cahya Bumi, Komarudin, oleh oknum aparat di area PT Buluh Cawang Plantation (BCP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menarik perhatian anggota legislatif provinsi. Jauhari A Karim, A.Ma, Anggota DPRD Provinsi Sumsel dari Fraksi PKS, meminta komitmen serius dari militer sekaligus mengancam akan menggunakan kewenangan politiknya untuk menginvestigasi perusahaan.
“Kami dari anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan minta Ketua untuk memfasilitasi pertemuan dengan Pangdam Sriwijaya terkait mengadukan kasus ini,” ujar Jauhari, atau yang akrab disapa Mas Joe, terkait tuntutan penindakan hukum terhadap oknum TNI yang terlibat.
Ancaman Investigasi HGU Perusahaan
Intervensi politisi ini tidak berhenti pada urusan oknum TNI. Dalam keterangannya, seperti dilaporkan starinti.com, Jauhari menegaskan, seandainya nanti diketahui ada oknum karyawan perusahaan yang ikut terlibat, baik itu memfasilitasi, memprovokasi, maka sebagai wakil rakyat dirinya akan membawa persoalan ini ke jalur hukum. “Seandainya nanti ada oknum selain TNI yang juga terlibat akan kami bawa ke jalur hukum,” tegas Mas Joe, Selasa (22/10/25).
Lebih lanjut, Jauhari bahkan akan menyoroti aspek administrasi dan kewajiban korporasi PT Wilmar. “Tidak cukup disitu, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga akan menyoroti dari sisi ADM/HGU perusahaan, ataupun tanggungan kewajiban plasma. Akan kita pelajari ini nanti,” ungkapnya, mengindikasikan kasus ini berpotensi melebar ke sanksi administratif dan hukum korporasi.
Kronologi Mengerikan yang Memicu Intervensi
Ancaman investigasi ini didasari oleh kronologi korban yang lebih detail. Kades Komarudin menuturkan, penganiayaan bermula saat ia mendatangi lokasi untuk mengklarifikasi laporan penangkapan salah satu warganya di area PT Wilmar.
“Saya datang memperkenalkan diri sebagai Kepala Desa Cahya Bumi. Namun, oknum anggota TNI dan keamanan perusahaan langsung memukul dan mengeroyok saya,” ungkap Komarudin.
Korban tidak hanya dipukul. Kakaknya, Zainal Abidin, yang mencoba merekam kejadian juga dikeroyok, bahkan ponselnya dirampas. Komarudin menambahkan, setelah kejadian di lokasi, dirinya dan sang kakak dibawa menggunakan mobil ke kantor perusahaan, di mana mereka masih sempat mendapat pukulan sebelum akhirnya diselamatkan oleh anggota kepolisian yang datang.
Keterangan ini dikuatkan oleh dr. Nikolas dari RSUD Kayuagung, yang membenarkan bahwa Komarudin dan Zainal Abidin mengalami memar di bagian wajah dan dada, yang mengganggu aktivitas mereka beberapa waktu ke depan.
Sementara itu, pihak Kodim 0402/OKI–OI melalui jajaran perwira intelijen dan operasional menyatakan telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan mediasi dan klarifikasi. Langkah ini merupakan upaya awal untuk memastikan situasi kondusif dan mencari kebenaran terkait dugaan keterlibatan oknum. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.







