PALEMBANG, NUSALY – Ambruknya Jembatan Muara Lawai di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, pada Minggu (29/6/2025) malam, kini memasuki babak baru penyelidikan. Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan telah mengambil langkah tegas dengan menyetop sementara seluruh angkutan batu bara yang melintas di area tersebut hingga batas waktu yang belum ditentukan. Langkah ini diambil untuk mencegah risiko ambruknya jembatan darurat yang saat ini masih dapat dilalui kendaraan kecil secara bergantian.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumatera Selatan (Dirlantas Polda Sumsel) Kombes Maesa Soegriwo menjelaskan, larangan ini diberlakukan karena truk-truk angkutan batu bara berpotensi membahayakan struktur jembatan darurat.
“Sementara untuk truk-truk batu bara kita parkirkan dulu (disetop), belum bisa melintas. Untuk kendaraan pribadi, sembako dan pengangkut BBM masih bisa melintas dengan sistem buka tutup,” ujar Kombes Maesa di Mako Brimob Sumsel, Selasa (1/7/2025).
Kombes Maesa pun tidak menutup kemungkinan akan adanya penetapan tersangka dalam insiden ini, mengingat kejadian tersebut menyebabkan korban luka dan kerugian negara. Saat ini, polisi bersama pihak terkait masih terus mendalami penyebab pasti ambruknya jembatan berusia 38 tahun tersebut.
“Kita terus berkoordinasi dengan PPK jembatan tersebut untuk kita tahu penyebab ambruknya jembatan itu. (Untuk penetapan tersangka) kita masih terus mengumpulkan informasi selengkap-lengapnya untuk itu kita berkoordinasi dengan Kapolres, Kakorlantas dan sebagainya,” katanya.
Korban Luka dan Proses Evakuasi Truk Batu Bara
Setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian pada Senin (30/6) kemarin, Kombes Maesa mengklaim bahwa insiden tersebut mengakibatkan satu korban mengalami luka berat dan satu korban luka ringan. Ia optimis empat truk pengangkut batu bara yang masih berada di lokasi kejadian akan rampung dievakuasi pada hari ini.
“Satu korban luka berat dan satu korban luka ringan. Insyaallah hari ini empat truk tersebut akan selesai semua dievakuasi,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel Arinarsa mengungkapkan bahwa ambruknya Jembatan Muara Lawai B melibatkan empat truk angkutan batu bara dengan muatan antara 34 ton hingga 45 ton yang melintas secara beriringan di atas jembatan. Jembatan jenis Calender Hamilton (CH) ini dibangun pada tahun 1987 dan memiliki panjang 50 meter.
“Pada saat kejadian masing-masing truk hanya berisi satu sopir dan saat ini satu di antara empat sopir tersebut mengalami patah kaki dan sudah dibawa ke RS terdekat. Kemudian tiga lainnya mengalami luka-luka ringan,” kata Arinarsa.
Tim Dishub Lahat di lapangan telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat, namun evakuasi truk-truk yang masih bermuatan batu bara belum dapat dilakukan sepenuhnya karena kondisi muatan yang masih menumpuk. (emen)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.