Ogan Ilir, Nusaly.com – Ketiadaan THR bagi karyawan Perumda Tirta Ogan selama tiga kali Lebaran berturut-turut membuka tabir permasalahan yang lebih besar. Lemahnya tata kelola keuangan dan minimnya transparansi direksi menjadi sorotan utama.
“Kasus ini menunjukkan lemahnya tata kelola keuangan di Perumda Tirta Ogan,” kata Ardi Wiranata, SH, Ketua DPD Jaringan Anti Korupsi (Jakor) Ogan Ilir, Jumat (5/4).
Ardi menilai, keterlambatan THR ini merupakan bukti ketidakmampuan direksi dalam mengelola keuangan perusahaan.
“Seharusnya, perusahaan sudah menyiapkan anggaran THR jauh-jauh hari,” tegasnya.
Ketidakjelasan alasan dan minimnya transparansi dari pihak direksi semakin menambah kecurigaan publik.
“Direksi harus terbuka dan transparan kepada publik terkait kondisi keuangan perusahaan,” kata Ardi
Ardi menduga, keterlambatan THR ini merupakan salah satu indikasi adanya penyimpangan keuangan di Perumda Tirta Ogan.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk melakukan audit dan investigasi terhadap pengelolaan keuangan perusahaan,” tegasnya.
Ardi mengungkapkan Kasus Perumda Tirta Ogan menjadi contoh bagaimana lemahnya tata kelola dan minimnya transparansi dapat menimbulkan berbagai permasalahan.
“Ini adalah pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya BUMD, untuk lebih profesional dan transparan dalam mengelola keuangan,” kata Ardi.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak direksi Perumda Tirta Ogan terkait berbagai kritik dan tuntutan yang dilayangkan. (dhi)