Perkuat Pembinaan Moralitas WBP, Lapas Kayu Agung Gandeng Kemenag dan Pesantren Bait Al-Qur’an

KAYU AGUNG, NUSALY — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayu Agung atau Lapas Kayu Agung memperkuat kualitas program pembinaan rohani bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui sinergi strategis dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Pondok Pesantren (Pontren) Bait Al-Qur’an. Kerja sama ini bertujuan memberikan pendampingan spiritual yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, sebagai bekal reintegrasi sosial WBP.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini disaksikan langsung oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Selatan, Misbahuddin, Selasa (25/11).

Kerja sama ini menjadi langkah nyata Lapas Kayu Agung dalam memastikan WBP menerima hak pembinaan yang optimal, khususnya di bidang mental dan moralitas keagamaan. Program yang disepakati meliputi penguatan kegiatan pendidikan Al-Qur’an, pembinaan akhlak, kajian keagamaan, serta pendampingan rohani secara rutin oleh tenaga pengajar dari dua lembaga mitra.

Kepala Lapas Kayu Agung menegaskan bahwa sinergi tersebut merupakan upaya nyata untuk membentuk WBP yang memiliki karakter kuat, berakhlak baik, dan siap kembali ke tengah masyarakat tanpa mengulangi kesalahan.

“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai spiritual yang menjadi bekal penting dalam proses reintegrasi sosial,” ujarnya.

Program pembinaan keagamaan yang diperkuat ini akan berfokus pada pembangunan kembali nilai-nilai spiritual WBP. Kemenag OKI dan Pontren Bait Al-Qur’an menyambut baik kolaborasi ini, melihatnya sebagai investasi sosial jangka panjang. Melalui pembinaan yang intensif dan terarah, diharapkan dapat tercipta lingkungan pemasyarakatan yang lebih religius dan kondusif bagi pembinaan diri.

Terjalinnya PKS ini menegaskan komitmen Lapas Kayu Agung dalam mewujudkan pemasyarakatan yang semakin progresif dan humanis, menempatkan pembinaan mental dan moral sebagai pilar utama proses rehabilitasi.

(puputzch)