Teknologi & Otomotif

Local Media Community Mendorong Transformasi Jurnalisme Lokal Melalui Teknologi Kecerdasan Buatan

×

Local Media Community Mendorong Transformasi Jurnalisme Lokal Melalui Teknologi Kecerdasan Buatan

Sebarkan artikel ini

Di tengah kepungan algoritma platform global dan perubahan perilaku audiens, jurnalisme lokal Indonesia memulai babak baru. Melalui kolaborasi strategis dalam ekosistem Local Media Community, pemanfaatan teknologi AI diposisikan sebagai instrumen untuk menjaga kualitas dan integritas informasi di daerah.

Local Media Community Mendorong Transformasi Jurnalisme Lokal Melalui Teknologi Kecerdasan Buatan
Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono (tengah), memberikan peringatan keras bahwa wajah industri media saat ini telah berubah total. (Dok. Istimewa)

BANDUNG, NUSALY — Jurnalisme masa kini tengah bertarung dengan dua tantangan sekaligus: banjir informasi yang dangkal dan algoritma distribusi yang kian sulit diprediksi. Di sebuah ruang pertemuan di Bandung, 23-24 Desember 2025, Local Media Community (LMC) mengumpulkan puluhan jurnalis terpilih bukan sekadar untuk mempelajari perangkat lunak baru, melainkan untuk menegaskan kembali posisi manusia di tengah derasnya arus kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Workshop bertajuk “Google AI Tools for Journalist” yang diinisiasi oleh LMC bersama Suara.com dan Google News Initiative (GNI) ini menjadi laboratorium penting. Di sini, teknologi tidak diposisikan sebagai pengganti pena, melainkan sebagai mesin akselerasi untuk mengejar akurasi yang sering kali kalah cepat oleh penyebaran disinformasi di media sosial.

Mengubah Paradigma Jurnalisme Konvensional

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, memberikan peringatan keras bahwa wajah industri media saat ini telah berubah total.

Menurutnya, media lokal tidak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional untuk bertahan hidup. Kolaborasi dan adopsi teknologi adalah kunci utama menghadapi dominasi platform global serta algoritma distribusi konten yang kian rumit.

“Ketika berhadapan dengan mesin, media juga harus mampu memanfaatkan mesin,” tegas Suwarjono.

Ia mengingatkan bahwa jurnalis tidak boleh anti-teknologi, melainkan harus menjadikan AI sebagai mitra kerja untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistik. Tanpa adopsi teknologi, media lokal terancam kehilangan relevansi di hadapan pembaca.

Suwarjono juga menyoroti pergeseran drastis perilaku konsumsi informasi masyarakat, khususnya kalangan Generasi Z. Generasi ini kini lebih memilih mencari informasi di platform visual seperti TikTok dan Instagram ketimbang membuka situs berita secara langsung.

Baca juga  Pemerintah Hormati Penundaan Pembahasan RUU Penyiaran, Tegaskan Dukungan Terhadap Kebebasan Pers

Transformasi audiens ini menuntut jurnalis untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi produksi konten melalui bantuan teknologi AI agar karya mereka tetap dilirik oleh audiens muda.

Mengolah Data Kompleks Melalui Teknologi Digital secara Presisi

Mengolah Data Kompleks Melalui Teknologi Digital secara Presisi
Adi Ginanjar Maulana dari Ayobandung.id mendemonstrasikan bagaimana rekaman audio wawancara yang panjang kini dapat diubah menjadi transkrip secara otomatis melalui bantuan AI. (Dok. Istimewa)

Dalam sesi teknis yang digelar LMC, para mentor memperlihatkan bagaimana perangkat seperti Google Pinpoint mampu memaksa ribuan lembar data statistik yang rumit untuk bicara secara instan.

Apa yang dahulu membutuhkan waktu berminggu-minggu dalam jurnalisme investigasi, kini bisa dipetakan dalam hitungan detik.

Mentor dari Suara.com, Ria Rizki Nirmala Sari, menjelaskan bahwa fitur seperti Google Maps dapat digunakan untuk memetakan data peristiwa hingga menyajikan visualisasi lokasi yang memperkuat laporan investigasi berbasis geografis.

Sementara itu, Adi Ginanjar Maulana dari Ayobandung.id mendemonstrasikan bagaimana rekaman audio wawancara yang panjang kini dapat diubah menjadi transkrip secara otomatis melalui bantuan AI.

Menjaga Marwah Jurnalisme Daerah dalam Pusaran Automasi

Menjaga Marwah Jurnalisme Daerah dalam Pusaran Automasi
Menjaga Marwah Jurnalisme Daerah dalam Pusaran Automasi. (Dok. Istimewa)

Bagi NUSALY.COM, inisiatif yang diambil oleh Local Media Community ini membawa tanggung jawab moral yang lebih berat. Kecepatan yang ditawarkan mesin harus dibarengi dengan filter etika yang lebih ketat dari para pengelola redaksi.

Workshop ini menjadi pengingat bahwa teknologi tetaplah alat, sementara integritas tetap merupakan milik jurnalis.

CEO Ayo Media Network, Rudy Sukarno, menekankan bahwa di tengah disrupsi zaman, semangat belajar yang berkelanjutan serta penguatan jejaring dalam wadah LMC adalah fondasi pertahanan paling kuat bagi media lokal.

Kolaborasi manusia menjadi penjamin bahwa informasi yang sampai ke tangan pembaca tetaplah informasi yang memiliki jiwa dan keberpihakan pada kebenaran.

Inilah simbiose baru jurnalisme lokal yang diusung oleh LMC: memanfaatkan mesin untuk mengejar efisiensi tanpa harus kehilangan intuisi dalam menjaga marwah profesi.

Baca juga  Indonesia Tegaskan Komitmen Kuat Dukung Kekayaan Intelektual di Panggung Global

(dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.