Ogan Komering Ilir, Nusaly.com – Di tengah hiruk-pikuk dunia politik yang kerap dipenuhi tokoh-tokoh berlatar belakang elite, sosok H.M. Dja’far Shodiq muncul sebagai angin segar. Anak petani dari pelosok desa di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan ini, telah menorehkan kisah inspiratif, merangkak dari bawah hingga menduduki kursi Bupati OKI.
Awal Perjalanan: Mengukir Mimpi di Tengah Keterbatasan
Shodiq bukanlah anak pejabat atau pengusaha kaya. Ia tumbuh besar di tengah kesederhanaan, membantu orang tua di sawah dan kebun sejak kecil. Namun, keterbatasan ekonomi dan akses pendidikan tak menyurutkan semangatnya untuk bermimpi besar.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak petani pun bisa sukses,” ujar Shodiq mengenang masa mudanya.
“Saya ingin menjadi panutan bagi mereka yang berasal dari desa, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan tekad, mimpi bisa diraih,” imbuhnya.
Shodiq aktif dalam berbagai kegiatan kepemudaan di desanya. Ia menjadi motivator bagi teman-temannya, menanamkan keyakinan bahwa cita-cita mulia bisa diwujudkan melalui usaha dan kerja keras.
Merangkak Naik: Dari Kepala Desa hingga Bupati
Perjalanan karier politik Shodiq dimulai dari tingkat desa. Ia terpilih menjadi Kepala Desa Makarti Mulya pada tahun 2009. Dedikasinya dalam membangun desa membuatnya dipercaya masyarakat untuk melangkah lebih jauh.
Pada tahun 2013, Shodiq terpilih sebagai anggota DPRD OKI. Ia tak hanya membawa aspirasi masyarakat desa, tetapi juga berhasil menjadi jembatan antara desa dan kabupaten.
Puncak kariernya terjadi pada tahun 2018, ketika ia terpilih sebagai Wakil Bupati OKI mendampingi H. Iskandar, SE. Namun, posisinya sebagai wakil bupati tidak memberinya banyak ruang untuk mewujudkan visinya.
Kesempatan emas datang ketika H. Iskandar mengundurkan diri pada Oktober 2023. Shodiq menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati, sebelum akhirnya dilantik menjadi Bupati Definitif pada Desember 2023.
Baca juga: Langkah Tangguh Pasangan JADI, Komitmen Membangun OKI Tanpa Batas Waktu
Gaya Kepemimpinan Sederhana dan Merakyat
Meski telah mencapai puncak karier politik, Shodiq tetaplah sosok yang sederhana dan merakyat. Ia selalu membuka pintu rumahnya, baik rumah dinas maupun pribadi, bagi siapa saja yang ingin bertemu. Tak ada protokol ketat, tak ada jarak antara pemimpin dan rakyat.
“Bapak Shodiq itu orangnya sangat ramah dan mudah didekati,” ujar Abu Bakar Sabuk, tokoh masyarakat Kayuagung. “Beliau tidak pernah membedakan siapa pun, semua diperlakukan sama.”
Putra Januar, seorang pelatih pramuka di OKI, juga memiliki pengalaman serupa. Ia pernah ditolong Shodiq saat mobilnya mogok di tengah jalan.
“Pak Shodiq langsung berhenti dan menawarkan bantuan,” kenang Putra. “Beliau bahkan menyuruh salah satu mobil pengawalnya untuk mengantar kami.”
Harapan Masyarakat OKI
Kepemimpinan Shodiq yang sederhana dan merakyat telah meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat OKI. Banyak yang berharap ia kembali memimpin OKI pada periode 2024-2029.
“Pak Shodiq itu pemimpin yang kami rindukan,” ujar Rudi Hartono, seorang petani dari Desa Ulak Kemang. “Beliau sangat perhatian pada nasib petani kecil seperti kami.”
Baca juga: Pasangan JADI Kompak Ambil Formulir di Partai Hanura, Konsolidasi Politik yang Memperkuat Dukungan
Baca juga: Visi Tunggal, Langkah Bersatu Dja’far Shodiq dan Abdiyanto
H.M. Dja’far Shodiq adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan dan kerakyatan bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Perjalanan hidupnya dari ladang sawah menuju kursi bupati menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia adalah sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat, yang selalu siap mendengarkan dan membantu.
Di tengah maraknya gaya kepemimpinan yang elitis dan berjarak, Shodiq hadir sebagai oase. Ia menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah pelayan rakyat, bukan penguasa. (dhi)
