Banyuasin

Wabah Penyakit Diduga SE Menyerang Kerbau di Banyuasin, 14 Ekor Mati Mendadak

Wabah Penyakit Diduga SE Menyerang Kerbau di Banyuasin, 14 Ekor Mati Mendadak
Wabah Penyakit Diduga SE Menyerang Kerbau di Banyuasin, 14 Ekor Mati Mendadak

Banyuasin, Nusaly.com – Wabah penyakit yang diduga Septicaemia Epizootica (SE) menyerang kerbau di Desa Rambutan dan Desa Tanah Lembak, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin. Sebanyak 14 ekor kerbau mati mendadak dalam kurun waktu dua hari, dari 28 hingga 29 April 2024.

Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra melalui Kapolsek Rambutan AKP Mudjiono, menjelaskan bahwa ciri-ciri penyakit SE pada hewan ternak adalah ngorok (mendengkur), pembengkakan di rahang dan leher bagian bawah, serta sering terjadi pada musim penghujan.

Penularan penyakit SE dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terjangkit, melalui ekskreta (air liur, kencing, dan kotoran) ternak, serta lalu lintas ternak.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Untuk mencegah penyebaran penyakit SE, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Banyuasin bersama Polsek Rambutan melakukan beberapa langkah, seperti:

  • Mengisolasi hewan yang masih sehat dan memberikan vaksin.
  • Memberikan vaksin jenis SEPTIVET kepada ternak di Desa Tanah Lembak dan Desa Rambutan.
  • Menguburkan kerbau yang mati di Desa Rambutan dan Desa Tanah Lembak.
Wabah Penyakit Diduga SE Menyerang Kerbau di Banyuasin, 14 Ekor Mati Mendadak

Dugaan Penularan dari Kerbau Mati di OKI

Kapolsek Rambutan AKP Mudjiono menduga bahwa wabah penyakit SE ditularkan oleh kerbau yang mati di Desa Kuro, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kerbau-kerbau ini diduga sengaja dibuang oleh pemiliknya ke sungai dan melintas di sungai Tanah Lembak, Desa Pulau Parang, Desa Durian Gadis, dan Desa Baru, Kecamatan Rambutan.

Imbauan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin

AKP Mudjiono mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk segera mengambil langkah antisipasi, seperti mempercepat pemberian vaksin kepada ternak di wilayah yang terdampak, serta melakukan investigasi lebih lanjut terkait asal-usul kerbau yang mati di OKI.

Wabah penyakit SE di Banyuasin menjadi ancaman serius bagi peternakan kerbau di wilayah tersebut. Diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak terkait untuk mengendalikan penyakit ini dan mencegah penyebarannya lebih luas. (InSan)

Exit mobile version