Komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) untuk mewujudkan energi berkeadilan kini semakin konkret. Hal ini dicapai melalui Program BBM Satu Harga Sumbagsel di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil). Program strategis ini memastikan masyarakat di kawasan paling sulit memperoleh bahan bakar dengan harga setara daerah perkotaan. Implementasi ini merupakan wujud nyata dukungan Pertamina terhadap pemerataan energi. Ini juga menjadi pendorong krusial bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah pelosok.
Hingga saat ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel telah mengoperasikan 24 SPBU BBM Satu Harga, mencakup 9 SPBU di Provinsi Sumatera Selatan, 7 di Lampung, 2 di Jambi, 5 di Bengkulu, dan 1 di Bangka Belitung. Keberadaan SPBU ini bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi menjadi simpul vital yang menjembatani kesenjangan akses dan harga energi di lima provinsi tersebut.
Mandat Keadilan Energi dan Kesenjangan Harga
Program BBM Satu Harga berlandaskan pada amanat konstitusi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di sektor energi. Secara makro, ketersediaan energi dengan harga yang sama adalah prasyarat dasar untuk mengurangi disparitas regional dan memerangi kemiskinan. Kesenjangan harga BBM di wilayah 3T, yang sebelum adanya program bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat harga normal, secara langsung menekan aktivitas ekonomi, meningkatkan biaya logistik lokal, dan memperburuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Intervensi melalui BBM Satu Harga Sumbagsel adalah upaya memutus rantai biaya tinggi yang membelenggu masyarakat di wilayah terpencil. Dengan menjamin harga jual yang setara, Pertamina hadir sebagai mitra pembangunan daerah. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi pemerintah, dengan dampak langsung pada kesejahteraan. “Hal ini mendukung aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga pelayanan publik berjalan lebih optimal,” jelasnya.
Menempuh Tantangan Logistik Ekstrem dan Realisasi BBM Satu Harga Sumbagsel
Pencapaian 24 titik SPBU BBM Satu Harga di Regional Sumbagsel dicapai dengan menempuh tantangan logistik yang sangat berat. Distribusi ke wilayah 3T seringkali membutuhkan kombinasi jalur darat ekstrem dan jalur laut yang rawan cuaca. Mobil tangki harus menempuh ratusan kilometer dari Terminal BBM terdekat, sementara kapal logistik harus berlayar ke daerah kepulauan.
Salah satu contoh tantangan terbesar adalah distribusi ke Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau terluar Indonesia di Samudera Hindia ini berjarak sekitar 156 km atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu, dengan waktu tempuh kapal minimal 12 jam. Meskipun demikian, Pertamina tetap konsisten memastikan masyarakat di wilayah tersebut dapat menikmati energi secara berkelanjutan. Upaya ini menunjukkan bahwa komitmen Pertamina tidak hanya bersifat normatif, tetapi operasional, didukung oleh standar keselamatan dan kepatuhan yang tinggi.
Namun, keberhasilan program ini menghadapi tantangan serius terkait keberlanjutan pasokan dan pengawasan. Wilayah terpencil rentan mengalami keterlambatan pasokan akibat cuaca buruk atau kerusakan infrastruktur jalan. Selain itu, disparitas harga yang telah dihapus di tingkat SPBU masih rentan dimanfaatkan oleh oknum pengecer ilegal di desa yang menjual kembali dengan harga tinggi. Pertamina perlu memperkuat sinergi dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk menjamin pasokan stabil dan mencegah penyalahgunaan di lapangan.
Mengukur Dampak Ekonomi BBM Satu Harga Sumbagsel
Program BBM Satu Harga Sumbagsel memiliki potensi besar sebagai katalis pembangunan ekonomi lokal. Kehadiran SPBU resmi membuka peluang usaha, meningkatkan mobilitas masyarakat, dan menurunkan biaya operasional sektor esensial seperti perikanan, pertanian, dan transportasi umum.
Rusminto Wahyudi menambahkan, Pertamina memastikan setiap SPBU yang beroperasi memberi manfaat nyata bagi perekonomian lokal. Dampak ini dapat diukur dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan di sekitar wilayah operasional SPBU 3T tersebut. Program ini menciptakan efek berganda, di mana biaya logistik yang lebih rendah berujung pada harga kebutuhan pokok yang lebih stabil.
Dengan semangat kolaborasi bersama pemerintah daerah, Pertamina meyakini bahwa BBM Satu Harga Sumbagsel adalah langkah strategis dalam mendukung pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Sumbagsel. Komitmen Pertamina untuk memastikan akses dan harga energi yang adil menegaskan perannya bukan hanya sebagai penyedia energi, tetapi sebagai pilar vital dalam mewujudkan keadilan sosial dan pertumbuhan yang merata di Indonesia. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.