Dukungan terhadap program perumahan nasional kembali ditegaskan oleh Bank Sumsel Babel (BSB) dalam agenda Akad Massal KPR FLPP dan Serah Terima Kunci Tahun 2025. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Presiden RI ini menjadi penanda komitmen bank pembangunan daerah (BPD) tersebut dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Melalui penyaluran KPR FLPP Bank Sumsel Babel, BSB menunjukkan sinergi kuat antara lembaga keuangan daerah dengan target strategis pemerintah pusat.
Pada momentum akad massal yang terpusat di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, BSB mencatatkan kontribusi signifikan di wilayahnya. Bank ini berhasil menyalurkan KPR FLPP kepada 269 debitur di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, dengan total penyaluran mencapai Rp 43,04 miliar. Angka ini mempertegas peran BSB sebagai mitra strategis dalam menyukseskan program ambisius pemerintah, yakni pembangunan tiga juta rumah.
Program Tiga Juta Rumah dan Peran BPD
Isu backlog perumahan, atau kesenjangan antara jumlah rumah yang tersedia dan jumlah keluarga yang membutuhkan, merupakan salah satu tantangan sosial ekonomi terbesar di Indonesia. Data Kementerian PUPR atau BP Tapera sering menunjukkan bahwa backlog masih berada pada angka jutaan. Kondisi ini menuntut partisipasi aktif dari seluruh lembaga keuangan, termasuk BPD.
Kehadiran Bank Sumsel Babel dalam agenda nasional ini menguatkan posisi BPD sebagai agen pembangunan yang unik. Berbeda dengan bank swasta atau BUMN yang berorientasi nasional, BPD memiliki kedekatan dengan karakteristik ekonomi dan sosial di daerahnya. Mereka dituntut tidak hanya fokus pada pembiayaan produktif, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal.
PPS Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Festero Mohamad Papeko, menegaskan bahwa program nasional tiga juta rumah membutuhkan dukungan penuh dari berbagai lembaga. “Bank Sumsel Babel siap menjadi mitra strategis pemerintah, menghadirkan solusi pembiayaan yang mudah diakses dan tepat sasaran bagi masyarakat daerah,” ujarnya. Partisipasi aktif KPR FLPP Bank Sumsel Babel menunjukkan tanggung jawab institusional BSB dalam merespons tantangan backlog perumahan.
Kontribusi KPR FLPP Bank Sumsel Babel dalam Merespons Backlog
Realisasi penyaluran KPR FLPP sebesar Rp 43,04 miliar kepada ratusan debitur MBR di Sumsel dan Babel menunjukkan efektivitas jaringan BSB dalam menjangkau masyarakat yang membutuhkan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari jaringan cabang BSB yang tersebar hingga ke pelosok daerah di kedua provinsi tersebut. Hal ini menjamin proses penyaluran KPR subsidi berlangsung efisien, transparan, dan tepat sasaran.
Festero Mohamad Papeko menekankan bahwa BSB konsisten mendukung kebijakan pemerintah. “Melalui penyaluran KPR FLPP, kami tidak hanya membantu mewujudkan impian memiliki rumah pertama yang layak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor perumahan,” tambahnya. Sektor perumahan memiliki efek berganda yang besar, membuka peluang bagi sektor usaha terkait, termasuk UMKM penyedia material dan jasa konstruksi.
Meskipun demikian, penyaluran KPR FLPP oleh BSB juga menghadapi tantangan yang realistis. Salah satunya adalah risiko kredit macet (NPL) KPR subsidi. Pemastian kualitas debitur MBR agar KPR dapat berkelanjutan menjadi tugas berat BSB. Selain itu, BSB harus memastikan ketersediaan lahan yang terjangkau dan kualitas infrastruktur dasar (air bersih, listrik, akses jalan) di lokasi perumahan FLPP yang mereka biayai di Sumsel dan Babel tetap memadai. Kualitas ini sangat penting agar rumah subsidi benar-benar menjadi rumah layak huni.
Mengukur Dampak Ekonomi Lokal dan Keberlanjutan Sinergi
Sinergi yang ditunjukkan antara BSB dengan pemerintah pusat melalui Program FLPP memiliki implikasi jangka panjang bagi ketahanan ekonomi lokal. Dengan menjadi mitra strategis dalam program tiga juta rumah, KPR FLPP Bank Sumsel Babel berfungsi sebagai instrumen untuk menggerakkan rantai pasok industri konstruksi di daerah.
Keberlanjutan peran BSB ini akan diukur dari peningkatan jumlah penyaluran tahunan dan penurunan angka backlog di Sumsel dan Babel. Komitmen BSB untuk memperkuat pembiayaan perumahan MBR ini bukan sekadar pemenuhan target, melainkan investasi sosial yang memastikan MBR memiliki aset permanen. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga dan berkontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan dan stabilitas sosial di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Festero meyakini sinergi ini akan “memperkuat ketahanan ekonomi lokal dan membuka peluang bagi sektor usaha terkait.” Kontribusi BSB ini mengukuhkan posisinya sebagai Bank Pembangunan Daerah yang menjalankan fungsi intermediasi yang optimal, menyeimbangkan fokus profit dengan manfaat sosial yang masif. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.